Sunday, 1 June 2014

Membangun Pendidikan - Pemecahan Pemusatan Kegiatan

Indonesia adalah negara kepulauan yang penuh dengan keragaman. Begitu juga ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia pun juga beragam. Sulit memang untuk meratakan kesejahteraan rakyat. Mengingat bentuk Indonesia yang kepulauan. Sulit untukmencapai tempat-tempat terpencil.
 
            Tidak jarang juga kita mendengar banyak orang-orang di pedalaman mengeluhkan dengan adanya ujian nasional yang mereka anggap sangat tidak adil. Mengingat pendidikan di pedalaman sangatlah jauh berbeda dengan pendidikan yang ada di pulau jawa.

            Dalam hal ini pemerintah memang serba salah. Di satu sisi pemerintah ingin pendidikan di Indonesia mampu untuk bersaing dengan pendidikan negara-negara lain yang sudah maju. Namun di sisi lain, tidak mungkin jika pemerintah hanya diam melihat kondisi di pedalaman.

            Bukan hanya kondisi pendidikan. Banyak segi lain yang masih tertinggal. Misalkan ekonomi, mereka hanya mengandalkan kiriman barang dari jawa dengan harga yang melejit. Mungkin jika ini orang Papua dimana kebanyakan mereka adalah orang-orang berpunya, masalah ekonomi ini tidak lah begitu besar bagi mereka. Namun bagaimana dengan orang-orang di pedalaman lain? Maka itu kita tidak perlu heran jika di televisi-televisi kerap diberitakan banyaknya orang di pedalaman yang menderita gizi buruk.

            Selain ekoomi dan pendidikan, sektor pembangunanpun mereka juga tertinggal. Mungkin memang sedikit kejam jika kita mengatakan bahwa pembangunan hanya berpusat di Jawa. Namun itulah kenyataannya, meski sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat pembangunan di pelosok negeri.

            Tidak mungkin jika hal-hal tersebut terus saja didiamkan. Terlebih sebentar lagi pasar bebas akan ikut meramaika persaingan dunia. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan menjadi momok bagi negara ini jika masalah-masalah di bidang pendidikan, ekonomi, dan pembangunan tersebut tidak segera terselesaikan.

            Untuk mengatasi masalah ini, perlu kita melihat lebih detail kembali. Tidak ratanya pendidikan, pembangunan da ekonomi kesejahteraan tersebut disebabkan karena pemusatan yang berlebihan di satu titik, dan titik tersebut adalah pulau Jawa.

            Pertumbuhan dan perkembangan dari pendidikan, ekonomi dan pembangunan akan mengikut dengan sendirinya dimana tempat atau wilayah tersebut menjadi salah satu pusat kegiatan.
            Oleh karena semua pusat kegiatan berada di Jawa. Yakni pusat pemerintahan, perdagangan, pertahanan, keamanan dan yang lainnya. Maka tidak seharusnya kita merasa heran jika pembanguna terus saja diadakan di pulau Jawa.

            Dalam hal ini masalah dapat diselesaikan dengan memecah pusat-pusat tersebut. Misalkan di pulau Jawa dijadikan pusat pendidikan. Di Sumatra dijadikan pusat industri elektronik. Di Kalimantan menjadi pusat pertahanan dan keamanan. Di maluku menjadi pusat industri tekstil atau pakaian. Pulau yang lain menjadi pusat pemroduksi makanan, dan seterusnya.

            Tidak hanya bergerak dalam kegiatan produksi. Alangkah baiknya jika pulau-pulau kecil di Indonesia yang banyak tidak terawat, dikonsentrasikan menjadi tempat wisata dengan standar Internasional.
            Pemusatan-pemusatan tersebut mulai dapat dilakukan dengan menggali potensi tersembunyi dari suatu daerah. Jika pemusatan-pemusatan itu dapat dilakukan, MEA justru akan menjadi gerbang bagi bangsa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan yang merata.

            Pemikiran tersebut wajar saja adanya dan tidak terlalu berlebihan. Pertama dari segi pendidikan. Jika pendidikan dikonsentrasikan pada satu tempat (pulau), otomatis semua warga negara dengan usia pelajar wajib untuk dikirim di tempat dimana pusat pendidikan berada.

            Tidak akan ada lagi yang menentang adanya ujian nasional karena suku pedalaman dan bukan pedalaman. Semua akan menjadi sama. Tidak akan ada lagi orang yang menyalahgunakan beasiswa dari pemerintah. Semua akan tepat pada sasarannya.

            Selain itu SDM (Sumber Daya Manusia) yang dihasilkanpun akan menjadi lebih baik dengan adanya kesetaraan pendidikan yang diterima oleh para pelajar. Sehingga dalam waktu dini pun pemerintah mampu mempersiapkan SDM untuk memenuhi kebutuhan negara. Untuk ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan kemampuan masing-masing dari SDM.

            Untuk sektor ekonomi juga akan mendapatkan dampak positif dengan adanya pemusatan kegiatan tersebut. Misalkan untuk pusat industri pakaian di sebuah pulau. Banyak perusahaan di pulau tersebut yang akan memproduksi pakaian secara bersama-sama. Persamaan itulah yang kemudian akan menimbulkan persaingan yang akan menuju pada peningkatan kualitas.

            Perusahaan-perusahaan tersebut akan terus bersaing untuk menguasai pasar. Mereka akan memproduksi dengan kualitas yang terus meningkat dan harga yang terjangkau. Dengan demikian pasar di dalam negeri akan menjadi stabil. Dengan kualitas baru yang muncul akibat persaingan tersebut, akibatnya produk-produk Indonesia akan mampu bersaing dengan produk luar negeri dan mampu tembus pasar Internasional. Di sisi lain rakyat dalam negeri terpuaskan dengan harga dan kualitasnya. Di sisi lain kegiatan ekspor akan terus meningkat bersamaan dengan menurunnya kegiatanimpor.

            Sedang untuk sektor pembangunan. Pembangunan tentu akan merata. Karena setiap pusat kegiatan akan terus membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih maju dan terus berkembang setiap saatnya. Karena pada dasarnya pembangunan hanya akan mengikut dari pusat-pusat kegiatan suatu negara. Jika pusat-pusat kegiatan tersebut sudah mampu terpecahkan dengan merata. Otomatis, pembangunan dan kesejahteraan rakyat juga merata.

No comments:

Post a Comment