Sunday, 1 June 2014

Membangun Pendidikan - Membangun Pendidikan Berkarakter Moral, Menciptakan Generasi Muda Yang Terdidik Dan Beretika

Pendidikan adalah sebuah investasi, baik untuk individu, keluarga maupun negara. Karena diterima atau tidak, pendidikan menentukan kesuksesan san keberhasilan seseorang di masa depan. Tidaklah mengherankan jika pendidikan selalu menjadi prioritas utama setiap negara. Begitupun dengan negara kita, pendidikan menjadi program yang utama dan mendapatkan porsi anggaran lebih besar dibanding bidang yang lainnya.

Apakah alokasi anggaran yang besar bisa menghasilkan kualitas pendidikan yang baik? Bisa yah bisa juga tidak, tergantung alokasi anggaran tersebut, apakah digunakan dengan baik atau tidak? Tidak hanya soal anggaran untuk bisa mengatakan soal pendidikan berhasil atau tidak. Konsep dan pola pendidikan itu sendiri sangat menentukan keberhasilan pola pendidikan yang diterapkan. Seperti di negara kita, dengan anggaran hampir 25 % dari APBN dan pola pendidikan dengan menggunakan konsep character building, sudah bisa dikatakan berhasil? Kita bisa menganalisanya sendiri, disatu sisi bisa dikatakan berhasil tetapi di sisi lain bisa dikatakan gagal.

Salah satu indikator keberhasilan pola pendidikan di negara kita bisa dilihat dari keberhasilan generasi-generasi muda bisa berkiprah dan berhasil dalam memenangkan berbagai event internasional, melalui event olimpiade berbagai mata pelajaran tertentu. Generasi muda kita sudah banyak membuktikan kualitasnya dengan banyak meraih medali sebagai bukti kualitas mereka. Apakah itu sudah cukup? Belum, karena seperti disebutkan sebelumnya, pendidikan adalah investasi masa depan, hasilnya akan kita lihat dan rasakan di masa yang akan datang. Terlalu dini mengatakan pola dan konsep pendidikan negara kita dikatkaan berhasil.

Sisi lainnya, kita masih bisa mendengar dan menyaksikan bagaimana aksi tawuran antar pelajar bahkan mahasiswa masih berlangsung sampai sekarang dan belum bisa dicari solusinya. Tawuran antar pelajar tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi sudah melebar luas ke hampir seluruh kota-kota di Indonesia. Belum lagi kasus maraknya fenomena perilaku amoral lainnya yang melibatkan peserta didik sebagai pelakunya, seperti kasus seks pra nikah, video prono, penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan kita. Jauh sekali kesannya, generasi muda kita terbentuk menjadi generasi muda yang terdidik dan beretika.

Apakah itu sudah bisa dikatakan pola dan konsep pendidikan di negara kita sudah tepat dan berhasil? Jawabannya juga masih absurd, bisa yah juga tidak karena kegagalan pola dan konsep pendidikan tidak hanya dlihat dari satu sisi saja, karena hal positifnya juga sudah bisa kita lihat juga. Lalu bagaimana pola dan konsep pendidikan yang tepat agar menghasilkan kualitas generasi muda yang berkualitas?
Kita harus mengakui bahwa pola dan konsep pendidikan di negara dengan menggunakan konsep character building itu sudah bagus dan tepat. Mengapa pola dan konsep itu diterapkan oleh negara kita? Berkaca dari pengalaman bahwa pembentukan karakter dalam pola pendidikan di Indonesia dirasakan tepat karena tujuannya adalah memebtuk generasi muda yang terdidik dan beretika. Kepintaran bisa dengan mudah dibentuk tetapi pembentukan karakter membutuhkan waktu dan proses.

Fakta nyata telah banyak membuktikan. Keberhasilan hidup seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh kepintaran dan kejeniusan otak kita, semakin kita jenius belum tentu kita akan semakin sukses. Apakah jika kita meraih juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita? Banyak orang sukses tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja, tetapi lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangun hubungan emosional kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Itulah inti dari pola dan konsep character building. Kecakapan membangun emosional tidak sepenuhnya dibawa sejak lahir, tetapi hal tersebut bisa dibentuk.

Dr. Martin Luther King pernah berkata:"Intelligence plus character....that is the goal of true education". (Kecerdasan plus karakter.....itulah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya).

Generasi muda yang berkarakter dalam arti memiliki karakter yang baik, sehingga kedepannya generasi muda kita menjadi generasi muda yang bermoral. Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral merupakan kesalahan besar dalam pendidikan dan bisa menjadi ancaman serius di masa yang akan datang. Tentunya jika kita masih ingat, dasar-dasar pendidikan dalam menghasilkan manusia berkarakter telah lama disampaikan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan yang berpilar kepada cipta, rasa dan karsa. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan (knowledge) tetpai juga mengasah afeksi moral sehingga menghasilkan karya bagi kepentingan umat manusia.

Dunia pendidikan saat ini mencoba mengevaluasi sistem pembelajrannya untuk menghasilkan manusia yang berkarakter. Sistem pendidikan di Indonesia inilah yang merupakan arah untuk mencapai keseimbangan yang realtif sebagaimana setiap manusia mempunyai keinginan untuk mencapainya. Pola pendidikan berkarakter moral merupakan pola dan konsep yang tepat untuk diterapkan di Indonesia. Manusia berkarakter moral akan menghasilkan generasi muda  mempunyai kepribadian yang teguh terhadap aturan. Mereka tidak akan goyah dengan pengaruh lingkungan sosial karena memiliki integritas yang tinggi terhadpa nilai dan aturan yang dijunjung tinggi sehingga untuk melakukan tindakan amoral akan berpikir ulang seribu kali. Generasi yang berkarakter moral baik akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga mampu mengutamakan kepentingan orang lain. Hubungan baik dengan orang lai akan dijaga dengan baik. Selain itu, generasi yang bermoral baik akan mempunyai pemahaman terhadap tindakan orang lain yang menyimpang dan dapat mengatasi konflik dilematis diantara pengaruh sosialnya sehingga dia akan memiliki sikap dan tidak ikut terjebak atau terpengaruh oleh tindakan yang kurang baik. Intinya generasi muda yang bermoral akan menghasilkan generasi yang berakhlak baik,  percaya diri, dan disiplin.

Sebenarnya membangun pendidikan yang baik itu tidaklah susah, tergantung bagaimana cara kita mengimplementasikannya dengan baik. Semua pola dan konsep pendidikan yang diterapka di negara kita sudah sanga baik bahkan dari dulu dasar-dasar pola dan konsep tersebut sudah dikumandangkan.
Mengapa sampai saat ini pola dan konsep pendidkan itu masih dirasakan belum memberikan hasil yang optimal? Itu dia, banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Jika kita menganalisa lebih dalam, anggaran biaya untuk pendidikan sudah sangat besar, pola dan konsep pendidikan sudah tepat, tetapi mengapa belum juga menghasilkan generasi muda yang terididik dan beretika? Perlu penanganan yang komprehensif dan terintegrasi dalam menangani pola pendidikan di negeri ini. Menaikkan dana anggaran yang besar di setiap periode bukan satu-satunya langkah tepat, begitu juga mengubah-ubah pola dan konsep pendidikan. Dana besar untuk pendidikan tetapi anggaranya tidak sampai ke bawah karena banyak dikorupsi oleh para pejabat sama saja mengebiri pola dan konsep tersebut. Bagaimana anak didik kita bisa nyaman mengecap pendidikan jika sarana dan prasarananya tidka menunjang? Biaya pendidikan masih harus dikeluarkan dengan biaya tinggi, kapan masyarakat dengan golongan ekonomi rendah bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas? Kesejahteraan para guru sebagai ujung tombak pendidikan di negeri kita juga harus bisa diperhatikan agar mereka nyaman dalam mengimplementasikan pola dan konsep pendidikannya kepada para anak didiknya. Kualitas tenaga pengajar juga harus diperhatikan karena masih banyak terjadi kecurangan dan kelicikan dalam pengangkatan PNS guru, dimana kualitas mereka masih sangat dipertanyakan. Itu semua dsarnya adalah karakter moral. Dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh para pembuat keputusan di negeri ini.

Mengubah pola dan konsep pendidikan juga akan semakin membingungkan arah tujuan pendidikan kita kedepannya. Diperlukan keseriusan dan kejujuran dari para pengambil keputusan di bidang pendidikan untuk benar-benar menggunakan dana anggaran pendidikan sampai pada tujuannya. Dan diperlukan konsistensi dan profesionalisme yang tinggi dari perangkat-perangkat dan pelaksana pendidikan untuk bisa dengan sungguh-sungguh membangun generasi muda yang terdidik dan beretika.

Kini dan nanti kita akan terus berupaya, negeri ini bisa dengan sungguh-sungguh membangun pendidikan yang benar-benar bisa menghasilkan generasi muda yang terdidik dan beretika untuk kemajuan dan kejayaan bangsa di masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment