Definisi negri ini
Sewaktu kecil, saya sering mendengar para orang dewasa bercerita tentang bangganya lahir di tanah ini. Tanah yang dijaga dengan ribuan bambu runcing dari serangan jutaan butir peluru, tanah yang dibela tetes-tetes ketulusan dari genggaman keserakahan dan tanah yang dimerdekakan tuhan dari pahitnya tangan-tangan kezaliman. Mereka pun sering bercerita tentang betapa kayanya negeri ini, dan saya kecil pun sangat kagum mendengar cerita mereka. Tentang betapa kayanya bangsa ini dengan ragam bahasanya, kayanya tanah ini dengan jenis sumber dayanya serta kayanya negeri ini dengan jutaan mimpi dan jutaan senyum dari setiap warganya, senyum bahagia yang beragam jenisnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, cerita itu seperti luntur dari memori saya. Saya seperti dicubit, disadarkan bahwa Indonesiaku memang tak seperti itu. Satu hal yang lupa mereka ceritakan ketika saya masih kecil adalah tentang betapa kayanya negeri ini dengan masalah, masalah yang banyak dan kompleks bagai benang kusut yang terhubung dengan banyak benang kusut lainnya. Mulai dari hutang luar negri yang terus membengkak, kasus korupsi yang tiada henti setiap harinya, harga bahan pokok yang mahal, sulitnya lapangan kerja dan masih banyak lagi lainnya. Tetapi sudahlah, berbicara saja tak akan merubah segalanya. Iman yang paling baik adalah ketika kita mampu berucap dan mempraktekkan apa yang kita ucapkan, mari kita kuatkan iman kita, mari kita ubah negeri ini dan mari kita ubah semuanya lewat pendidikan.
“ kenapa pendidikan ? “
Kekuatan pendidikan
“ Ketika negeri sakura diluluh lantahkan oleh bom atom, pemimpin mereka tidak bertanya berapa orang tentara yang masih tersisa ? tetapi berapa orang guru yang masih kita punya ? “
Tidak dipungkiri lagi, pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara, suatu negara bisa dikatakan maju jika memiliki lulusan yang banyak pada tingkat perguruan tinggi, dan menjadi paradigma masyarakat pada umumnya, jika ingin mencetak anak-anak yang sukses para orang tua akan berlomba-lomba menyekolahkan anaknya pada level setinggi-tingginya untuk bekal masa depan mereka kelak. Tetapi kenyataannya tak semanis itu , ribuan sarjana dilahirkan tiap tahunnya tetapi tidak sebanding dengan peluang kerja yang ada, belum lagi iklim bisnis yang buruk membuat mereka bingung menentukan langkah mereka selanjutnya. Sedangkan pada tingkat pendidikan dasar, anak-anak dibebani dengan materi yang sebukit. Mereka dipaksa melahap semua materi pelajaran, menjadi anak-anak yang menurut kurikulum kita “cerdas”.
Kualitas kita
Mengutip dari artikel di tempo.co
“ Programme for International Study Aassessment ( PISA ) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca , matematika dan sains. Dalam studi ini, mutu pendidikan indonesia yang rendah dikonfirmasikan dengan anggaran dan biaya pendidikan yang langsung dibayar masyarakat naik signifikan dari tahun ke tahun.”
Berdasarkan kutipan artikel di atas dapat disimpulkan betapa buruknya kualitas pendidikan di negeri ini , tak sebanding dengan harga mahal yang dibayarkan masyarakat untuk sesuatu yang disebut pendidikan. Pendidikan yang buruk itu pula yang secara sadar ataupun tidak memberi pengaruh negatif pada masyarakat luas, dan mungkin saja pemimpin-pemimpin korup yang menggerogoti negri ini merupakan salah satu produk sistem pendidikan kita. Berdasarkan hal tersebut, penulis pribadi menganggap betapa pentingnya pendidikan yang baik untuk mengubah negeri ini ke arah yang lebih baik.
Lilin kecil
Hari – hari
Dengan kurikulum yang dimodifikasi sendiri, bimbel ini menitikberatkan pada kemauan anak-anak untuk belajar, satu hari di bimbel ini diisi oleh satu mata pelajaran. Dalam 5 hari maka akan ada 5 pelajaran yang diajarkan kepada mereka, sehingga seorang anak bisa memilih pelajaran yang mereka suka ataupun yang mereka anggap mengalami kesulitan pemahaman saat belajar di sekolah.
Wall dream
Pada dinding-dinding bimbel ini akan tertempel cita-cita anak-anak, mimpi yang mereka tuju atau ingin capai. Sehingga setiap mereka datang untuk belajar, mereka akan sadar tujuan utama mereka. Hal itu pun akan menambah semangat belajar mereka, semangat bercita-cita mereka.
Benih pengusaha
Satu hal yang paling membedakan bimbel ini dengan bimbel-bimbel lainnya, menjelang libur sekolah maka akan ada kegiatan extra yang diadakan bimbel ini bersama anak-anak. Para anak-anak akan belajar membuat sendal, roti , es krim atau sesuatu yang bisa dijual tanpa mendikte mereka agar mau jadi pengusaha. Diharapkan kegiatan ini akan merangsang jiwa bisnis mereka. Siapa tahu, ketika mereka dewasa nanti salah satu dari mereka akan ada yang menjadi pengusaha hebat, Aamiin.
Awal
Ini adalah pemikiran dan pekerjaan sederhana yang saya dan rekan-rekan pikirkan dan lakukan untuk bangsa ini. Semoga niat ini tulus , semoga tuhan membimbing dan membesarkannya. Jika niat ini ternoda dalam perjalanannya semoga tuhan juga meluruskannya. Karna dialah yang berhak atas segalanya, Amiin
Sewaktu kecil, saya sering mendengar para orang dewasa bercerita tentang bangganya lahir di tanah ini. Tanah yang dijaga dengan ribuan bambu runcing dari serangan jutaan butir peluru, tanah yang dibela tetes-tetes ketulusan dari genggaman keserakahan dan tanah yang dimerdekakan tuhan dari pahitnya tangan-tangan kezaliman. Mereka pun sering bercerita tentang betapa kayanya negeri ini, dan saya kecil pun sangat kagum mendengar cerita mereka. Tentang betapa kayanya bangsa ini dengan ragam bahasanya, kayanya tanah ini dengan jenis sumber dayanya serta kayanya negeri ini dengan jutaan mimpi dan jutaan senyum dari setiap warganya, senyum bahagia yang beragam jenisnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, cerita itu seperti luntur dari memori saya. Saya seperti dicubit, disadarkan bahwa Indonesiaku memang tak seperti itu. Satu hal yang lupa mereka ceritakan ketika saya masih kecil adalah tentang betapa kayanya negeri ini dengan masalah, masalah yang banyak dan kompleks bagai benang kusut yang terhubung dengan banyak benang kusut lainnya. Mulai dari hutang luar negri yang terus membengkak, kasus korupsi yang tiada henti setiap harinya, harga bahan pokok yang mahal, sulitnya lapangan kerja dan masih banyak lagi lainnya. Tetapi sudahlah, berbicara saja tak akan merubah segalanya. Iman yang paling baik adalah ketika kita mampu berucap dan mempraktekkan apa yang kita ucapkan, mari kita kuatkan iman kita, mari kita ubah negeri ini dan mari kita ubah semuanya lewat pendidikan.
“ kenapa pendidikan ? “
Kekuatan pendidikan
“ Ketika negeri sakura diluluh lantahkan oleh bom atom, pemimpin mereka tidak bertanya berapa orang tentara yang masih tersisa ? tetapi berapa orang guru yang masih kita punya ? “
Tidak dipungkiri lagi, pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara, suatu negara bisa dikatakan maju jika memiliki lulusan yang banyak pada tingkat perguruan tinggi, dan menjadi paradigma masyarakat pada umumnya, jika ingin mencetak anak-anak yang sukses para orang tua akan berlomba-lomba menyekolahkan anaknya pada level setinggi-tingginya untuk bekal masa depan mereka kelak. Tetapi kenyataannya tak semanis itu , ribuan sarjana dilahirkan tiap tahunnya tetapi tidak sebanding dengan peluang kerja yang ada, belum lagi iklim bisnis yang buruk membuat mereka bingung menentukan langkah mereka selanjutnya. Sedangkan pada tingkat pendidikan dasar, anak-anak dibebani dengan materi yang sebukit. Mereka dipaksa melahap semua materi pelajaran, menjadi anak-anak yang menurut kurikulum kita “cerdas”.
Kualitas kita
Mengutip dari artikel di tempo.co
“ Programme for International Study Aassessment ( PISA ) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca , matematika dan sains. Dalam studi ini, mutu pendidikan indonesia yang rendah dikonfirmasikan dengan anggaran dan biaya pendidikan yang langsung dibayar masyarakat naik signifikan dari tahun ke tahun.”
Berdasarkan kutipan artikel di atas dapat disimpulkan betapa buruknya kualitas pendidikan di negeri ini , tak sebanding dengan harga mahal yang dibayarkan masyarakat untuk sesuatu yang disebut pendidikan. Pendidikan yang buruk itu pula yang secara sadar ataupun tidak memberi pengaruh negatif pada masyarakat luas, dan mungkin saja pemimpin-pemimpin korup yang menggerogoti negri ini merupakan salah satu produk sistem pendidikan kita. Berdasarkan hal tersebut, penulis pribadi menganggap betapa pentingnya pendidikan yang baik untuk mengubah negeri ini ke arah yang lebih baik.
Lilin kecil
“ Daripada mengutuk kegelapan lebih baik menyalakan lilin “
Saya
sempat tertegun, ketika menyaksikan sebuah berita di stasiun televisi.
Seorang ketua ikatan alumni sarjana salah satu universitas swasta
terkemuka di Indonesia tertangkap KPK karna kasus pencucian uang.
Terbesit dalam hati kecil saya, mungkin bangsa ini membutuhkan banyak
orang-orang berpendidikan, tetapi bangsa ini lebih membutuhkan lebih
banyak orang-orang yang jujur. Alangkah lebih hebat lagi , jika bangsa
ini memiliki lebih banyak lagi orang-orang berpendidikan yang jujur. Di
tahun 2014 ini semangat perubahan diteriakkan oleh banyak pihak, karna
berkaitan dengan momentum pemilu. Entah pihak yang berkepentingan
ataupun tidak yang jelas saya sendiri optimis dan berharap agar
pemerintahan yang baru dapat lebih membawa angin segar pada dunia
pendidikan tanah air.Insha Allah tahun ini pula, saya dan rekan-rekan
akan mendirikan sebuah bimbel. Bimbel yang saya harapkan pada nantinya,
dapat menutupi celah-celah kekurangan pendidikan di Indonesia serta
membantu banyak anak-anak untuk menyalakan lilin mimpi mereka, lilin
mimpi yang akan menjadi penerang pada saat mereka dewasa kelak, Aamiin.
Bimbel ini tidak menuntut anak-anak untuk menjadi seseorang yang sukses
dunia. Karna yang terpenting adalah proses bukan hasil akhir , karna
kejujuran adalah segalanya, kesuksesan tanpa adanya kejujuran hanya akan
berujung kegagalan besar. Bimbel ini mengajarkan agar anak-anak berani
bercita-cita , konsisten menjaga api lilin cita-cita mereka agar tidak
redup, menjadi diri mereka sendiri untuk menggapai yang mereka mau dan
yang terpenting mereka jujur dalam mengejar semua itu, Bimbel ini akan
menjadikan mereka anak-anak yang baik pemikiran dan hatinya, Insha
Allah.Hari – hari
Dengan kurikulum yang dimodifikasi sendiri, bimbel ini menitikberatkan pada kemauan anak-anak untuk belajar, satu hari di bimbel ini diisi oleh satu mata pelajaran. Dalam 5 hari maka akan ada 5 pelajaran yang diajarkan kepada mereka, sehingga seorang anak bisa memilih pelajaran yang mereka suka ataupun yang mereka anggap mengalami kesulitan pemahaman saat belajar di sekolah.
Wall dream
Pada dinding-dinding bimbel ini akan tertempel cita-cita anak-anak, mimpi yang mereka tuju atau ingin capai. Sehingga setiap mereka datang untuk belajar, mereka akan sadar tujuan utama mereka. Hal itu pun akan menambah semangat belajar mereka, semangat bercita-cita mereka.
Benih pengusaha
Satu hal yang paling membedakan bimbel ini dengan bimbel-bimbel lainnya, menjelang libur sekolah maka akan ada kegiatan extra yang diadakan bimbel ini bersama anak-anak. Para anak-anak akan belajar membuat sendal, roti , es krim atau sesuatu yang bisa dijual tanpa mendikte mereka agar mau jadi pengusaha. Diharapkan kegiatan ini akan merangsang jiwa bisnis mereka. Siapa tahu, ketika mereka dewasa nanti salah satu dari mereka akan ada yang menjadi pengusaha hebat, Aamiin.
Awal
Ini adalah pemikiran dan pekerjaan sederhana yang saya dan rekan-rekan pikirkan dan lakukan untuk bangsa ini. Semoga niat ini tulus , semoga tuhan membimbing dan membesarkannya. Jika niat ini ternoda dalam perjalanannya semoga tuhan juga meluruskannya. Karna dialah yang berhak atas segalanya, Amiin
No comments:
Post a Comment