Friday, 6 June 2014

News - Kampus Jepang Berlomba-Lomba Buka Kantin Halal


Kementerian Pendidikan Negeri Sakura mendukung langkah Kantin Halal di kampus. Mereka menjadikannya untuk menarik pelajar luar negeri.
Semakin banyak kampus di Jepang yang membuka kafe halal. Makanan tradisional Jepang yang dijajakan di sana dipastikan sesuai syariat Islam.

Asosiasi Bisnis Koperasi Universitas Tokyo yang menjadi penyuplai makanan di kampus-kampus dan instansi lain di wilayah Kanto telah memperkenalkan bumbu halal untuk washoku atau masakan tradisional Jepang.

Dengan demikian, para pelajar muslim yang menuntut ilmu di Jepang memiliki pilihan menu makanan yang lebih banyak. Apalagi universitas-universitas itu memberi dukungan dengan langkah ini. Mereka yakin cara ini akan menarik banyak pelajar muslim untuk belajar di Negeri Matahari Terbit itu.

Menurut Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Universitas di Jepang, saat ini setidaknya ada 19 perguruan tinggi yang menawarkan kantin-kantin halal. Diantara kampus itu diantaranya Universitas Tokyo, Universitas Kyoto, Universitas Hokkaido, dan Universitas Kyushu.

Kebanyakan perguruan tinggi yang membuka kafe-kafe halal itu adalah kampus-kampus negeri. Namun ada pula universitas swasta dan kampus di pinggiran kota yang ikut membuka kafe halal. Misalnya saja Universitas Waseda, Universitas Keio, Universitas Saitama, dan Universitas Yamanashi. Kafe di kampus-kampus ini mulai menawarkan makanan halal di akhir tahun pelajaran.

Pada 26 Mei yang lalu, diadakan acara mencicipi makanan tradisional Jepang yang halal di Universitas Tokyo. Menu-menu yang disediakan antara lain mie zurusoba dan ayam. Hidangan ini merupakan bagian dari menu halal di kantin kampus itu.

Proses pemasakan mie yang disajikan itu dipastikan bebas alkohol dan hanya menggunakan kecap yang diproduksi oleh Asosiasi Bisnis Koperasi Universitas Tokyo yang dimiliki oleh kampus di Ibukota Jepang itu.
"Terima kasih untuk ini, saya dapat menikmati soba dan udon tanpa rasa khawatir," kata Tanzilur Rahmana, mahasiswa pelajar asal Bangladesh yang berusia 28 tahun seperti dikutip dari The Japan News, Jumat 6 Juni 2014.

Universitas Tokyo memiliki sekitar 3.000 pelajar asing. Sekitar 250 di antaranya berasal dari negara-negara Islam. Kantin di universitas ini mulai menyediakan makanan halal lima tahun silam. Namun saat itu menu halal masih terbatas. Sekarang, sudah lumayan banyak.

Kementerian Pendidikan Negeri Sakura itu rupa-rupanya juga mendukung langkah ini. Apalagi mereka akan meningkatkan jumlah pelajar asing hingga 300 ribu pada 2020. Hingga Mei tahun lalu ada sekitar 135.500 pelajar asing di Jepang. Dari jumlah itu tujuh ribu di antaranya adalah pelajar muslim.
"Makanan halal akan menjadi nilai tambah untuk menarik mahasiswa luar negeri," demikian pernyataan Kementerian Pendidikan Jepang.

No comments:

Post a Comment