Sunday, 1 June 2014

Membangun Pendidikan - Pentingnya Membangun Pendidikan bagi Wanita

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan.

Pendidikan seseorang berawal dari sebelum ia lahir seperti yang banyak dilakukan orang, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca cerita kepada calon bayi bahkan bertutur kata serta bertingkah laku yang baik selama bayi dalam kandungan, dengan harapan dirinya bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.Anggota keluarga mempunyai peran pendidikan yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pendidikan dari anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Salah satu anggota keluarga yang paling berperan dalam pendidikan adalah seorang ibu yaitu sesosok wanita yang tanpa kenal lelah mendidik putra putrinya sampai mencapai kesuksesan.

Sering kita mendengar adanya sebuah statement tentang “pembatasan wanita dalam dunia pendidikan.“ Statement ini sudah menyebar di telinga masyarakat, apalagi masyarakat awam yang masih kental dengan budaya mereka. Kebanyakan dari mereka menyatakan bahwa seorang wanita tidak seharusnya sekolah tinggi-tinggi untuk melanjutkan sekolahnya, apalagi sampai mendapatkan beasiswa keluar negri, karena pada akhirnya ketika mereka sudah berkeluarga akan lebih besar peran mereka untuk mengurusi suami. Ditambah lagi ketika sudah dikaruniai anak, otomatis peran mereka sebagai ibu rumah tangga akan semakin aktif.

Tidak sedikit orang berpikir bahwa pendidikan “tidak terlalu penting” bagi wanita, karena bila pada saatnya nanti seorang wanita menikah dan menjadi seorang istri, maka wanitalah yang diberinafkah oleh suami, bukan malah wanita yang memberinafkah kepada suami seperti kebanyakan orang sekarang ini.Saya tidak meragukan sedikitpun mengenai istilah “ujung-ujungnya wanita pasti kembali ke dapur juga”, karena semua itu adalah relita yang memang sulit untuk dibantahkan.

Selain untuk menunjang karir, pendidikan juga berfungsi untuk memperbaiki pola pikir, memperbanyak relasi, dan menambah wawasan yang mungkin akan berguna bagi diri sendiri, keluarga, sahabat, orang lain, dan khususnya  bagi suami apabila suatu saat nanti wanita menjadi seorang istri.

Telah banyak kita ketahui, zaman telah berubah. Dahulu, seorang laki-laki identik dengan tugasnya yang mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan seorang perempuan bekewajiban untuk mengurus dan mendidik anak, serta menjadi seorang ibu rumah tangga. Tetapi, zaman sekarang perempuan juga bisa melakukan tugas seorang laki-laki untuk mencari nafkah tanpa mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Perempuan tentunya juga berhak mengenyam pendidikan yang tinggi. Perempuan berhak untuk mengejar cita-cita nya. Jadi, tidak ada anggapan bahwa pendidikan tinggi untuk perempuan itu sia-sia. Pendidikan bagi perempuan juga dapat menjadi bekal di masa mendatang. Tentunya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, setahun, atau sepuluh tahun lagi. Bila suatu keadaan mendesak terjadi, perempuan pun bisa menggantikan peran seorang laki-laki untuk menafkahi keluarganya. Pernah saya membaca di sebuah media ada percakapan antara motivator terkenal dan seorang penanya. Ketika seorang penanya bertanya padanya,“Apa gunanya istri anda mengenyam pendidikan tinggi sampai ke luar negri, bila pada nyatanya sekarang dia tidak berkarir?”Lalu sang motivator pun menjawab, “ Istri saya memang seorang ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak saya, wanita yang saya cintai, penasehat saya dalam membangun usaha, pemilik asset dan pengelola dari bisnis-bisnis keluarga serta pemelihara kesehatan keluarga. Pendidikan istri saya sangatlah berguna.”Dari sini kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan itu penting bagi setiap orang termasuk kaum perempuan. Kaum perempuan juga berhak mengeyam pendidikan yang tinggi.

Pernah suatu ketika saya mengalami sendiri, pengalaman yang sangat luar biasa tentunya dan tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya. Sejak kecil saya berkeinginan sekali untuk melanjutkan sekolah setinggi tingginya, bersyukur pada Allah saya bisa melanjutkan pendidikan sampai uiversitas hingga akhirnya setelah saya lulus saya bisa bekerja di salah satu lembaga pendidikan swasta, pada saat bekerja saya berfikir bahwa saya harus lebih bisa meningkatkan kualitas diri saya dengan melanjutkan pendidikanyang lebih tinggi lagi, yaitu dengan melanjutkan pendidikan pascasarjana, tetapi tidak terbayangkan sebelumnya lembaga tempat saya bekerja kurang memberikan dukungan dan dorongan pada saya. Kemudian dengan kegigihan dan kemauan kerassaya diterima di salah satu universitas untuk mengambil program Pascasarjana. Pada saat saya mengenyam pendidikan tersebut berbagai kendala saya dapatkan. Saya sadar semua itu hambatan yang harus saya hadapi, dan saya berusaha kuat karena saya yakin memang tidak mudah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, di butuhkan kemauan, doa, dan usaha yang gigih. Seperti apa yang di katakan oleh Thomas Alva Edison, “ Genius is 1 percent inspiration and 99 percent perspiration .” Kemampuan otak itu 1 persen, 99 persen adalah usaha dan kerja keras. Tapi pada nyatanya, semua orang bisa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bila mereka mau bekerja keras dan tidak pernah takut akan kegagalan.
Pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan kita. Mengeyam pendidikan tinggi bukan hanya sekedar mendapatkan ijazah. Ijazah bukanlah tujuan utama untuk megenyam pendidikan. Perlu kita ketahui, pendidikan sebenarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak, dan tentunya mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab. intinya “Education is very important.”

No comments:

Post a Comment