Sunday, 1 June 2014

Membangun Pendidikan - Indonesia Mengejar Finlandia

Mengingat kembali kata Cicero, “Pekerjaan apa yang lebih mulia atau yang lebih bernilai bagi negara, dari pada mengajar generasi yang sedang tumbuh?”. Mengenai hal tersebut, ada kaitannya dengan sistem pendidikan, berbicara pendidikan berarti berbicara investasi di masa depan untuk suatu negara dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Dalam membangun pendidikan, perlu adanya sikap integritas dan niat yang lurus. Melalui pembenahan pendidikan nasional menyiratkan masa depan bangsa yang sedang dirancang sebaik mungkin untuk mempersiapkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat bersaing dengan kualitas bangsa- bangsa lainnya.

Adapun faktor determinan sebuah negara dapat dikatakan maju, tidak hanya dilihat dari sisi pendapatan nasional yang tinggi, kemajuan teknologi, dan kekuatan militer dalam menjaga pertahanan negara tersebut, akan tetapi kemajuan sebuah negara lebih ditentukan oleh karakter penduduknya. Dalam membangun karakter tersebut dapat melalui pendidikan yang bermutu serta diiringi oleh niat yang tulus.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam sehingga sering dijadikan market share bagi negara- negara lain. Potensi Indonesia sangat besar untuk menjadi negara yang maju karena memiliki jumlah penduduk yang padat, kaya akan ragam agama, ras, suku, dan budaya. Sehingga menjadi negara yang secara alamiah memiliki banyak problem yang harus dicari solusinya. Jika sebagian besar penduduk Indonesia mengambil sisi positif dari kondisi ini. Maka hal ini akan menjadi khanz (peluang) untuk lebih inovatif dan kreatif.

Dari hal di atas, dapat diketahui begitu pentingnya mutu pendidikan untuk mendorong masyarakat Indonesia yang mandiri secara ekonomi, kreatif dan inovatif. Maka dari itu, upaya pemerintah dalam memajukan pendidikan nasional haruslah didukung dengan penuh. Optimalisasi usaha dan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah selama ini dalam hal meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, patut kita apresiasi.  
Di samping hal itu, ada beberapa koreksi apakah sudah tepat atau belum dalam kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah mengenai pendidikan nasional. Pertama, jika kita melihat pendidikan Indonesia selama ini, sering kali silih berganti dalam kurikulum pendidikannya setiap pergantian pemerintahan. Alangkah baiknya pemerintah mengambil langkah master plan mengenai kurikulum pendidikan yang disepakati, sehingga tidak perlu dirubah. Jika ingin ditambah atau dikurangi mengenai kurikulum itu sewaktu- waktu, itu lebih sederhana dibandingkan harus diganti- ganti setiap pergantian pemerintahan. Kedua, kesenjangan dan tidak meratanya pendidikan di negeri ini. Masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa merasakan indahnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Ketiga, dana subsidi pendidikan yang masih dinilai belum merata. Masih banyak sekolah yang kurang mendapat perhatian, padahal sekolah menjadi salah satu tempat sekaligus wadah menuntut ilmu yang harus memberikan kenyamanan bagi siswa- siswi dalam proses belajar. Sebagai contoh real Madrasah Ibtidaiyah Cicadas Kab. Bogor Kec. Babakan Madang belum mendapat perhatian.

Jika kita bertanya contoh mutu pendidikan terbaik di dunia saat ini, negara mana yang berhak menyandang predikat tersebut. Jawabannya adalah Negara Finlandia. Negara Finlandia berhasil memajukan mutu pendidikannya sehingga menjadi negara yang dapat mengantarkan siswanya menjadi peringkat 2 berdasarkan penilaian PISA (Programme for International School Assesment) yang mengukur kemampuan siswa di bidang sains, membaca dan juga matematika. Siswa Shanghai China menjadi peringkat 1 dan siswa Korea Selatan menjadi peringkat 3. Sedangkan Amerika hanya dapat mengantarkan siswanya berada pada peringkat 17 dan 24. Mengenai alasan Finlandia dijadikan contoh terbaik mutu pendidikannya dibanding China yang menjadi peringkat 1 yaitu karena China belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikannya. 

Jadi, apa kunci sukses Finlandia dalam memajukan mutu pendidikannya?, ternyata perhatian yang begitu besar dari pemerintah Finlandia dalam menyuntikkan dana pada dunia pendidikan, karena mereka menyadari jika pendidikan warga negaranya terangkat, maka mutu dan kreatifitas warganya meningkat, begitu juga mutu warga meningkat dengan sendirinya akan memajukan negara tersebut, sehingga tujuan berdirinya negara akan terealisasi yaitu terwujudnya kesejahteraan warga negara tersebut. Selain itu, Finlandia menerapkan tidak adanya perbedaan sekolah negeri atau swasta, kelas unggulan atau regular. Akan tetapi semua dianggap sama karena semuanya mendapat perhatian dan subsidi dari negara tanpa terkecuali. Tidak ada Si Kaya dan Si Miskin, semuanya mendapat kesempatan untuk belajar dan mendapat ilmu. Inilah yang dinamakan investasi untuk masa depan, sebagaimana Adam Smith tokoh ekonomi klasik yang mencetuskan teori akumulasi modal. Dan terakhir, profesi guru sangat dihargai di sana, sehingga lulusan terbaik dari berbagai universitas berlomba- lomba untuk mengambil jurusan pendidikan. Perhatian seorang guru pun sangat intent terhadap siswa- siswanya tanpa mengesampingkan siswa- siswa yang lambat dalam menyerap materi pelajaran. Bahkan diberikan waktu khusus kepada guru untuk memberikan pelajaran tambahan kepada siswa yang belum mengerti. Tidak ada peringkat dalam kelas dan Finlandia justru berpikir di luar kebiasaan negara lain pada umumnya, mereka berpikir semakin sedikit jumlah jam belajar yang dihabiskan di sekolah semakin baik, karena mereka berpendapat siswa- siswanya akan lebih kreatif, inovatif ketika waktunya lebih banyak dihabiskan di luar sekolah dengan catatan selalu dalam pengawasan orang tua.
Saat ini, Kemendiknas RI berencana untuk menerapkan sistem pendidikan Finlandia di Indonesia. Mari kita dukung niat baik pemimpin kita untuk memajukan bangsa ini. Sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial.

No comments:

Post a Comment