Generasi muda, generasi yang menjadi harapan bangsa, jika dibuat
dalam skala prioritas, menepatkan budaya pada posisi yang jauh dari
posisi utama, kepedulian generasi muda pada kebudayaan sangat kurang,
bukan hanya budaya dalam hal tradisi, nilai-nilai budaya moral
indonesiapun berlahan mulai memudar, apakah budaya khususnya budaya
moral akan lenyap oleh waktu ?
Negara adalah suatu tempat dimana warganegara dari negara tersebut bernafas, tempat dimana warganya melakukan segala tindakan, tempat dimana warganya melakukan segala pengorbanan dan menjadi tempat dimana warganya meminta perlindungan. Kebanggan akan bangsa , penghormatan akan bangsa dan rasa cinta akan bangsa adalah suatu penghargaan yang diberikan warganegara kepada negaranya, semua rasa itu tercermin dari tingkah dan laku warga suatu negara yang membentuk identitas negara yang dikenal dengan istilah budaya.
Indonesia, negara dengan wilayah tempat berpijak 1.919.440 km² memiliki lima pulau besar yang tersusun dari 17.508 pulau dan masuk kedalam 15 pulau terbesar di dunia, negara indonesia negara yang menganut sistem toleransi akan kepercayaan, negara yang memiliki 1.128 suku bangsa dan 748 bahasa. Dari kecil kita sering mendengar kabar baik tentang Indonesia, Indonesia dipandang sopan dalam bertindak, santun dalam berprilaku, dan halus dalam bertutur kata, itulah yang kita dengar dari mulut bangsa asing yang sering mereka katakan ketika diwawancarai tentang indonesia.
“Yang menjadi persoalan apakah anggapan mereka tentang Indonesia itu benar ? “
Sekarang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, budaya sudah tidak memiliki harga terutama bagi kalangan muda. Di zaman yang penuh dengan teknologi seperti sekarang ini budaya telah dianggap sesuatu yang tradisional, sebagaimana hal yang biasa terjadi pada kata tradisional perlahan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh hal yang moderen budaya luarlah disini yang dianggap oleh kalangan muda sesuatu yang moderen.
Indonesia adalah bangsa dengan kekayaan budaya yang luar biasa akan tetapi perlahan budaya budaya itu terlupakan bahkan diambil oleh bangsa asing, dimana warisan yang kita banggakan ? relakah kita warisan kita menjadi warisan untuk mereka ? mereka menyebarkan tradisi mereka tapi mereka tak meninggalkan tradisinya sendiri, kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama ? maukah kita menjadi kaum yang tidak memiliki identitas nantinya ?
Kita menyebutkan kalimat pencuri kepada mereka yang kita anggap menggambil budaya kita, tapi apakah kita sadar bahwasanya kita selaku bangsa yang mengaku memiliki budaya tersebut sama sekali tidak mau bergerak untuk memperkenalkan ”ini budayaku, ini identitasku”. ironis memang, semakin hari kita semakin bangga menggunakan produk dari luar yang dianggap brandet pada masa sekarang, menyantap hidangan dari luar, bahkan kita merasa lebih gaul ketika menggunakan bahasa mereka dalam pergaulan dari pada menggunakan bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu sebagaimana yang disebutkan dalam sumpah pemuda, bahasa yang didaulatkan menjadi bahasa yang difahami oleh semua kalangan dari sabang sampai marouke, “apakah harus di diambil oleh bangsa asing dulu agar kita peduli akan penggunaanya ?” seperti tari pendet yang diklaim oleh bangsa asing baru kita peduli?. Tidak usah terlalu jauh mengkaji masalah tradisi budaya, mulai dari hal kecil saja seperti tradisi moral atau budaya moral.
Jika dipisah berdasarkan kata dari budaya moral, budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, sedangkan moral bisa diartikan sebagai tindakan yang memiliki nilai positif, jadi budaya moral adalah budi dan akal manusia yang tercermin dalam tindakan yang positif. seperti halnya telah dipaparkan pada paragraf kedua tentang bagaimana budaya moral Indonesia dimata dunia, sering kita dengar Indonesia adalah negara yang sopan, santun, dan halus.
Leluhur kita telah menanamkan budaya moral sehingga nama Indonesia dikenal memiliki budaya moral yang baik. Namun, seberapa pantaskah kita menerima anggapan tersebut? Masihkah tertanam kesopanan dalam tindakan kita? masih santunkah kita dalam berprilaku? dan masih haluskah kita dalam bertutur kata?, pertanyaan-pertanyaan ini pantas kita ajukan pada diri kita sendiri, agar kita tau seberapa dalam budaya moral yang kita miliki secara pribadi.
Kesopanan, contoh kecil sekarang berapa banyak orang yang mengatakan permisi ketika melangkah tepat diwajah orang yang usianya jauh lebih tua?, Sekarang berapa banyak orang yang yang masih mempunyai rasa malu ketika bersalah?, jawabanya hanya sedikit, untuk itu apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang sopan?
Kesantunan, contoh kecil berapa banyak dari kita yang masih bisa menebar senyum kepada orang yang tidak kita kenal?, Berapa banyak dari kita yang masih mau teratur dalam busana dan dalam berkata ? , jawabanya hanya sedikit, apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang santun ?
Kehalusan, berapa banyak yang masih mau menyelesaikan masalah dengan cara yang lembut ?, berapa banyak yang masih mau menjaga tutur kata dan bahasanya ? , jawabanya hanya sedikit, apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita bangsa yang halus ?
Waktu telah melunturkan kesopanan, kesantunan, dan kehalusan. Segala yang terjadi dimasa lalu yang merupakan suatu identitas dari Indonesia telah dianggap kuno. Identitas itu memudar perlahan dari generasi ke genarasi berikutnya sampai pada titik dimana kesopanan, kesantunan, dan kehalusan itu hanya menjadi sebuah ungkapan, bukan hal yang benar benar terjadi, itulah reaita yang terjadi saat ini.
Siapa yang akan bergerak untuk mempertahankan sopan dalam bertindak? Siapa yang akan mempertahankan santun dalam berprilaku, dan siapa yang akan mempertahankan halus dalam bertutur kata ? mereka yang telah tua biarkan beristirahat, sudah cukup bagi mereka untuk membentuk itu, kita hanya menjaga, apa susahnya ?, Kalau bukan kita siapa lagi ?
Kita generasi muda sudah saatnya menyatukan tangan untuk peduli, jangan menunggu lagi tapi bergerak dan melangkah, hal ini bukanlah hal yang sulit dan bukanlah hal yang rumit, cukup kita yang lakukan dan terapkan pada diri kita pribadi, buat lingkungan untuk tau, sadar, dan akhirnya mengikuti, setelah semua orang tau, buat dunia agar tau, ini budayaku Indonesia, ini identitasku identitas Indonesia.
Mulai hari ini, Jika kita bersuku Jawa jangan katakan kita orang Jawa, jika kita bersuku Sunda jangan katakan kita orang Sunda, jika kita bersuku Bugis jangan katakan kita orang Bugis, tapi belajarlah untuk berkata, “saya orang indonesia” , “kamu orang indonesia”, “kita orang Indonesia”.
Negara adalah suatu tempat dimana warganegara dari negara tersebut bernafas, tempat dimana warganya melakukan segala tindakan, tempat dimana warganya melakukan segala pengorbanan dan menjadi tempat dimana warganya meminta perlindungan. Kebanggan akan bangsa , penghormatan akan bangsa dan rasa cinta akan bangsa adalah suatu penghargaan yang diberikan warganegara kepada negaranya, semua rasa itu tercermin dari tingkah dan laku warga suatu negara yang membentuk identitas negara yang dikenal dengan istilah budaya.
Indonesia, negara dengan wilayah tempat berpijak 1.919.440 km² memiliki lima pulau besar yang tersusun dari 17.508 pulau dan masuk kedalam 15 pulau terbesar di dunia, negara indonesia negara yang menganut sistem toleransi akan kepercayaan, negara yang memiliki 1.128 suku bangsa dan 748 bahasa. Dari kecil kita sering mendengar kabar baik tentang Indonesia, Indonesia dipandang sopan dalam bertindak, santun dalam berprilaku, dan halus dalam bertutur kata, itulah yang kita dengar dari mulut bangsa asing yang sering mereka katakan ketika diwawancarai tentang indonesia.
“Yang menjadi persoalan apakah anggapan mereka tentang Indonesia itu benar ? “
Sekarang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, budaya sudah tidak memiliki harga terutama bagi kalangan muda. Di zaman yang penuh dengan teknologi seperti sekarang ini budaya telah dianggap sesuatu yang tradisional, sebagaimana hal yang biasa terjadi pada kata tradisional perlahan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh hal yang moderen budaya luarlah disini yang dianggap oleh kalangan muda sesuatu yang moderen.
Indonesia adalah bangsa dengan kekayaan budaya yang luar biasa akan tetapi perlahan budaya budaya itu terlupakan bahkan diambil oleh bangsa asing, dimana warisan yang kita banggakan ? relakah kita warisan kita menjadi warisan untuk mereka ? mereka menyebarkan tradisi mereka tapi mereka tak meninggalkan tradisinya sendiri, kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama ? maukah kita menjadi kaum yang tidak memiliki identitas nantinya ?
Kita menyebutkan kalimat pencuri kepada mereka yang kita anggap menggambil budaya kita, tapi apakah kita sadar bahwasanya kita selaku bangsa yang mengaku memiliki budaya tersebut sama sekali tidak mau bergerak untuk memperkenalkan ”ini budayaku, ini identitasku”. ironis memang, semakin hari kita semakin bangga menggunakan produk dari luar yang dianggap brandet pada masa sekarang, menyantap hidangan dari luar, bahkan kita merasa lebih gaul ketika menggunakan bahasa mereka dalam pergaulan dari pada menggunakan bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu sebagaimana yang disebutkan dalam sumpah pemuda, bahasa yang didaulatkan menjadi bahasa yang difahami oleh semua kalangan dari sabang sampai marouke, “apakah harus di diambil oleh bangsa asing dulu agar kita peduli akan penggunaanya ?” seperti tari pendet yang diklaim oleh bangsa asing baru kita peduli?. Tidak usah terlalu jauh mengkaji masalah tradisi budaya, mulai dari hal kecil saja seperti tradisi moral atau budaya moral.
Jika dipisah berdasarkan kata dari budaya moral, budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, sedangkan moral bisa diartikan sebagai tindakan yang memiliki nilai positif, jadi budaya moral adalah budi dan akal manusia yang tercermin dalam tindakan yang positif. seperti halnya telah dipaparkan pada paragraf kedua tentang bagaimana budaya moral Indonesia dimata dunia, sering kita dengar Indonesia adalah negara yang sopan, santun, dan halus.
Leluhur kita telah menanamkan budaya moral sehingga nama Indonesia dikenal memiliki budaya moral yang baik. Namun, seberapa pantaskah kita menerima anggapan tersebut? Masihkah tertanam kesopanan dalam tindakan kita? masih santunkah kita dalam berprilaku? dan masih haluskah kita dalam bertutur kata?, pertanyaan-pertanyaan ini pantas kita ajukan pada diri kita sendiri, agar kita tau seberapa dalam budaya moral yang kita miliki secara pribadi.
Kesopanan, contoh kecil sekarang berapa banyak orang yang mengatakan permisi ketika melangkah tepat diwajah orang yang usianya jauh lebih tua?, Sekarang berapa banyak orang yang yang masih mempunyai rasa malu ketika bersalah?, jawabanya hanya sedikit, untuk itu apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang sopan?
Kesantunan, contoh kecil berapa banyak dari kita yang masih bisa menebar senyum kepada orang yang tidak kita kenal?, Berapa banyak dari kita yang masih mau teratur dalam busana dan dalam berkata ? , jawabanya hanya sedikit, apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang santun ?
Kehalusan, berapa banyak yang masih mau menyelesaikan masalah dengan cara yang lembut ?, berapa banyak yang masih mau menjaga tutur kata dan bahasanya ? , jawabanya hanya sedikit, apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita bangsa yang halus ?
Waktu telah melunturkan kesopanan, kesantunan, dan kehalusan. Segala yang terjadi dimasa lalu yang merupakan suatu identitas dari Indonesia telah dianggap kuno. Identitas itu memudar perlahan dari generasi ke genarasi berikutnya sampai pada titik dimana kesopanan, kesantunan, dan kehalusan itu hanya menjadi sebuah ungkapan, bukan hal yang benar benar terjadi, itulah reaita yang terjadi saat ini.
Siapa yang akan bergerak untuk mempertahankan sopan dalam bertindak? Siapa yang akan mempertahankan santun dalam berprilaku, dan siapa yang akan mempertahankan halus dalam bertutur kata ? mereka yang telah tua biarkan beristirahat, sudah cukup bagi mereka untuk membentuk itu, kita hanya menjaga, apa susahnya ?, Kalau bukan kita siapa lagi ?
Kita generasi muda sudah saatnya menyatukan tangan untuk peduli, jangan menunggu lagi tapi bergerak dan melangkah, hal ini bukanlah hal yang sulit dan bukanlah hal yang rumit, cukup kita yang lakukan dan terapkan pada diri kita pribadi, buat lingkungan untuk tau, sadar, dan akhirnya mengikuti, setelah semua orang tau, buat dunia agar tau, ini budayaku Indonesia, ini identitasku identitas Indonesia.
Mulai hari ini, Jika kita bersuku Jawa jangan katakan kita orang Jawa, jika kita bersuku Sunda jangan katakan kita orang Sunda, jika kita bersuku Bugis jangan katakan kita orang Bugis, tapi belajarlah untuk berkata, “saya orang indonesia” , “kamu orang indonesia”, “kita orang Indonesia”.
No comments:
Post a Comment