.
Ancaman Presiden Rusia
Vladimir untuk memutus pasokan gasnya telah membuat Eropa kejepit.
Menurut Kanselir Jerman Angela Merkel, pemimpin Uni Eropa akan menggelar
pertemuan khusus terkait hal tersebut hari ini. ANCAMAN itu disampaikan
Putin dalam suratnya kepada 18 pemimpin negara-negara Eropa. Surat
Putin itu berisi, bahwa pembengkakan utang pembelian gas oleh Ukraina
kepada Rusia bisa memicu tersendatnya pasokan gas ke berbagai negara
Eropa. Itu berita yang berpotensi buruk bagi Eropa, menurut Antony
Froggatt, peneliti senior pada Chatham House. Froggatt mengatakan, Rusia
mungkin akan terus menggunakan gas sebagai alat politik. Sekitar 30
persen pasokan gas Eropa berasal dari Rusia, setengahnya melintasi
Ukraina. Uni Eropa menyikapi ancaman itu dengan serius. “Ada banyak
alasan untuk serius dalam mempertimbangkan pesan (surat). Dan Eropa
memberikan respons bersama,” kata Merkel, dilansir kantor berita
Itar-Tass.
Dia juga mengatakan, Komisaris Energi
Uni Eropa, Gunther Oettinger, dan perwakilan dari negara-negara Eropa
harus berbicara dengan produsen gas terbesar Rusia, Gazprom. “Ketika
kita mengambil semua langkah ini, kita dapat yakin bahwa kita telah
mencapai respons bergabung untuk negara-negara yang menghadapi masalah
ini karena mereka mendapatkan gas dari Gazprom,” kata Merkel. Kisruh gas
yang menjalar ke Uni Eropa itu muncul setelah terjadi kudeta di
Ukraina. Sejak sekutu Rusia, Viktor Yariukovych digulingkan, Gazprom
menghentikan diskon dan menetapkan harga gas baru sebesar 485 dolar AS
per 1.000 meter kubik. Dengan kenaikan harga itu, Ukraina kini berutang
2,2 miliar euro kepada Gazprom. Jika Ukraina terus menunggak dan tanpa
bantuan pihak luar, negara itu tidak mampu membayar utang, sehingga
Gazprom bisa memutus aliran gasnya. “Bila Ukraina tidak menyelesaikan
tagihan gas sebesar 2,2 miliar euro, maka Gazprom akan memaksa Ukraina
membayar uang muka pengiriman gas,” ujar Putin dalam suratnya itu.
“Jika perjanjian pembayaran tetap
dilanggar maka pengiriman gas bisa seluruhnya atau sebagian dihentikan,”
ancam dia. Namun, dalam surat yang sama Putin menyarankan agar Moskow
dan Uni Eropa bekerja sama untuk memulihkan kondisi ekonomi Ukraina yang
nyaris bangkrut itu. “Rusia siap untuk berpartisipasi dalam upaya untuk
menstabilkan dan memperbaiki perekonomian Ukraina namun hanya dalam
‘situasi yang setara’ dengan Uni Eropa,” tambah Putin. Surat Putin itu
dikirim ke Pemerintah Perancis, Jerman, Polandia, Yunani, Serbia,
Austria, Kroasia, Slovenia, Bulgaria dan Italia. Negara lain yang juga
menerima surat Putin itu adalah Moldova, Romania, Turki, Hongaria,
Sldvakia, Makedonia, Republik Ceko serta Bosnia dan Herzegovina.
Sebelumnya, Viktor Yanukovych, yang kini
bekas presiden Ukraina, bertemu Kepala Kebijakan luar negeri Uni Eropa
Catherine Ashton pada Desember 2013. Saat itu, Viktor dan Ashton akan
menandatangani perjanjian penting perdagangan dan politik dengan Uni
Eropa. Tetapi, mengejutkan banyak orang Ukraina, Yanukovych menolak
tawaran kesepakatan itu atas saran Presiden Rusia Vladimir Putin, yang
membujuk .Yanukovich dengan janji memberikan gas murah. Karena Ukraina
menggunakan sejumlah besar gas Rusia setiap tahun, bujukan itu menarik
Yanukovych yang akhirnya digulingkan dalam protes besar-besaran Februari
2014.
No comments:
Post a Comment