Friday, 30 May 2014

News - Rusia Ancam Stop Pasokan Gas, Uni Eropa Gelar Rapat

.


Ancaman Presiden Rusia Vladimir untuk memutus pasokan gasnya telah membuat Eropa kejepit. Menurut Kanselir Jerman Angela Merkel, pemimpin Uni Eropa akan menggelar pertemuan khusus terkait hal tersebut hari ini. ANCAMAN itu disampaikan Putin dalam suratnya kepada 18 pemimpin negara-negara Eropa. Surat Putin itu berisi, bahwa pembengkakan utang pembelian gas oleh Ukraina kepada Rusia bisa memicu tersendatnya pasokan gas ke berbagai negara Eropa. Itu berita yang berpotensi buruk bagi Eropa, menurut Antony Froggatt, peneliti senior pada Chatham House. Froggatt mengatakan, Rusia mungkin akan terus menggunakan gas sebagai alat politik. Sekitar 30 persen pasokan gas Eropa berasal dari Rusia, setengahnya melintasi Ukraina. Uni Eropa menyikapi ancaman itu dengan serius. “Ada banyak alasan untuk serius dalam mempertimbangkan pesan (surat). Dan Eropa memberikan respons bersama,” kata Merkel, dilansir kantor berita Itar-Tass.

Dia juga mengatakan, Komisaris Energi Uni Eropa, Gunther Oettinger, dan perwakilan dari negara-negara Eropa harus berbicara dengan produsen gas terbesar Rusia, Gazprom. “Ketika kita mengambil semua langkah ini, kita dapat yakin bahwa kita telah mencapai respons bergabung untuk negara-negara yang menghadapi masalah ini karena mereka mendapatkan gas dari Gazprom,” kata Merkel. Kisruh gas yang menjalar ke Uni Eropa itu muncul setelah terjadi kudeta di Ukraina. Sejak sekutu Rusia, Viktor Yariukovych digulingkan, Gazprom menghentikan diskon dan menetapkan harga gas baru sebesar 485 dolar AS per 1.000 meter kubik. Dengan kenaikan harga itu, Ukraina kini berutang 2,2 miliar euro kepada Gazprom. Jika Ukraina terus menunggak dan tanpa bantuan pihak luar, negara itu tidak mampu membayar utang, sehingga Gazprom bisa memutus aliran gasnya. “Bila Ukraina tidak menyelesaikan tagihan gas sebesar 2,2 miliar euro, maka Gazprom akan memaksa Ukraina membayar uang muka pengiriman gas,” ujar Putin dalam suratnya itu.

“Jika perjanjian pembayaran tetap dilanggar maka pengiriman gas bisa seluruhnya atau sebagian dihentikan,” ancam dia. Namun, dalam surat yang sama Putin menyarankan agar Moskow dan Uni Eropa bekerja sama untuk memulihkan kondisi ekonomi Ukraina yang nyaris bangkrut itu. “Rusia siap untuk berpartisipasi dalam upaya untuk menstabilkan dan memperbaiki perekonomian Ukraina namun hanya dalam ‘situasi yang setara’ dengan Uni Eropa,” tambah Putin. Surat Putin itu dikirim ke Pemerintah Perancis, Jerman, Polandia, Yunani, Serbia, Austria, Kroasia, Slovenia, Bulgaria dan Italia. Negara lain yang juga menerima surat Putin itu adalah Moldova, Romania, Turki, Hongaria, Sldvakia, Makedonia, Republik Ceko serta Bosnia dan Herzegovina.

Sebelumnya, Viktor Yanukovych, yang kini bekas presiden Ukraina, bertemu Kepala Kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton pada Desember 2013.    Saat itu, Viktor dan Ashton akan menandatangani perjanjian penting perdagangan dan politik dengan Uni Eropa. Tetapi, mengejutkan banyak orang Ukraina, Yanukovych menolak tawaran kesepakatan itu atas saran Presiden Rusia Vladimir Putin, yang membujuk .Yanukovich dengan janji memberikan gas murah. Karena Ukraina menggunakan sejumlah besar gas Rusia setiap tahun, bujukan itu menarik Yanukovych yang akhirnya digulingkan dalam protes besar-besaran Februari 2014.

No comments:

Post a Comment