Friday, 30 May 2014

News - Raja Bhumibol Restui Kudeta

Bangkok -Pemimpin Kudeta Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengatakan, pihak kerajaan secara resmi telah mendukungnya untuk memimpin negara. Prayuth memimpin kudeta yang dilakukan 22 Mei lalu. “Saya menerima dukungan resmi dari Raja yang memformalisasi status sebagai kepala pemeritahan,” ujar Prayuth.
Berpakaian militer berwarna putih, Prayuth memberikan keterangan pers pertama sejak kudeta. Dukungan Raja Bhumibol datang satu hari setelah militer memperketat peringatan kepada kelompok antipemerintah. Militer mengatakan bahwa Raja Thailand sejak Sabtu sudah mengetahui kudeta. Namun krisis yang tetjadi bisa memicu kegelisahan di tengah isu suksesi di kerajaan. Raja Bhumibol sejak 2009 hingga 2013 menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit.

Belum diketahui sikap Putcra Mahkota Pangeran Vajiralongkorn, tentang krisis di negaranya. Beberapa pendukung Thaksin sudah menyatakan kesetiaannya kepada calon pengganti Raja Bhumibol tersebut dan mereka melakukan pendekatan lebih intensif. Militer di Thailand sudah melancarkan aksi kudeta selama 19 kali, sejak berakhirnya monarki absolut tahun 1932. Pada Kamis (22/5), militer Thailand melakukan kudeta dan menunjuk Jenderal Prayuth Chan-Ocha sebagai Perdana Menteri sementara Thailand. Sebelumnya, militer Thailand sudah membekukan konstitusi nasional. Pembekuan konstitusi 2007 dilakukan Untuk mengatur pemerintahan dengan lancar, kecuali ayat yang mengatur monarki.

Prayuth langsung bersikap tegas setelah mendapatkan restu dari Raja Bhumibol. Dia berjanji akan bertindak tegas kepada pendemo di Thailand. “Apakah kita akan kembali seperti sebelumnya (krisis politik)? Jika kalian menginginkannya, kami akan menggunakan kekuatan dan menerapkan jam malam dengan ketat,” ujar Prayuth. “Kalian harus menerima tindakan tegas yang harus diambil,” katanya. Pengamat mengkhawatirkan krisis politik di Thailand terus berlanjut, khususnya antara kekuasaan sementara militer dan pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Setelah mendapatkan restu dari Raja Bhumibol, Prayuth mengatakan akan membentuk dewan penasihat pemerintahan. Tetapi tidak diketahui seperti apa bentuk pemerintahan di bawah kendali National Council for Peace and Order (NCPO) itu. “Negara ini butuh perdana menteri. Jika kita kembali ke masa lalu, ada cara untuk menyelesaikan masalah dan kemungkinan ada perubahan dalam proses untuk menciptakan legitimasi,” kata Prayuth. Protes antikudeta militer tidak saja muncul di jalanan utama Bangkok. Menteri Pendidikan Chaturon Chaisang menganggap kudeta merupakan pencabutan demokrasi. Dia pun menyatakan kepada publik mengutuk aksi kudeta. “Kudeta bukan solusi untuk masalah-masalah atau konflik di dalam masyarakat Thailand, tapi justru akan membuat situasi menjadi lebih buruk,” kata Chaturon.

No comments:

Post a Comment