Kubu Jokowi menilai visi Prabowo Subianto yang akan mengurangi kebocoran anggaran sangat tidak relevan. Malah, harusnya Prabowo bertanya kepada cawapresnya, Hatta Rajasa yang merupakan mantan menteri koordinator perekonomian.
"Hatta harusnya enggak bisa cuci tangan gitu. Harusnya Prabowo tanya apa yang sudah pasanganmu lakukan sampai bisa ada kebocoran ekonomi," ujar juru kampanye nasional Jokowi - JK, Budiman Sudjatmiko di media center Jokowi - JK, Menteng, Jakarta Pusat.
Budiman menyayangkan kalau mau mengatasi kebocoran ekonomi, mengapa Hatta harus menunggu menjadi wakil presiden terlebih dahulu. "Emang lagi jadi menteri enggak cukup? Kenapa nunggu Prabowo jadi presiden? Memang menko perekonomian enggak cukup?," kritik Budiman.
Sebelumnya, dalam pandangan Prabowo, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial bertujuan untuk kemakmuran bersama. Dia mengkritik, percuma memiliki banyak program dan rencana baik jika tidak ada dana yang menunjang. Di sisi lain, uang negara yang bocor jumlahnya sangat besar dan sesungguhnya bisa digunakan untuk pembangunan ekonomi rakyat.
"7 September tahun lalu, ketua KPK menyatakan bahwa kebocoran dan kehilangan kekayaan negara 1 tahun sekitar Rp 7.200 triliun. Tim pakar kami pakai angka Rp 1.000 triliun, itu saja sudah fantastis besarnya. Kami ingin tutup kebocoran itu, kami ingin hemat, pangkas, alirkan untuk membangun ekonomi kerakyatan," tegas Prabowo.
"Hatta harusnya enggak bisa cuci tangan gitu. Harusnya Prabowo tanya apa yang sudah pasanganmu lakukan sampai bisa ada kebocoran ekonomi," ujar juru kampanye nasional Jokowi - JK, Budiman Sudjatmiko di media center Jokowi - JK, Menteng, Jakarta Pusat.
Budiman menyayangkan kalau mau mengatasi kebocoran ekonomi, mengapa Hatta harus menunggu menjadi wakil presiden terlebih dahulu. "Emang lagi jadi menteri enggak cukup? Kenapa nunggu Prabowo jadi presiden? Memang menko perekonomian enggak cukup?," kritik Budiman.
Sebelumnya, dalam pandangan Prabowo, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial bertujuan untuk kemakmuran bersama. Dia mengkritik, percuma memiliki banyak program dan rencana baik jika tidak ada dana yang menunjang. Di sisi lain, uang negara yang bocor jumlahnya sangat besar dan sesungguhnya bisa digunakan untuk pembangunan ekonomi rakyat.
"7 September tahun lalu, ketua KPK menyatakan bahwa kebocoran dan kehilangan kekayaan negara 1 tahun sekitar Rp 7.200 triliun. Tim pakar kami pakai angka Rp 1.000 triliun, itu saja sudah fantastis besarnya. Kami ingin tutup kebocoran itu, kami ingin hemat, pangkas, alirkan untuk membangun ekonomi kerakyatan," tegas Prabowo.
No comments:
Post a Comment