"Dalam pembangunan ekonomi
terdapat kepincangan pemanfaatan lautan dibandingkan dengan daratan"
NEGARA
kita adalah negara maritim, artinya laut yang bertabur ribuan pulau adalah
aset kekayaan bangsa dan negara. Sudahkah kita menggali dan memanfaatkan
kekayaan ”Tanah dan Air” kita untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat? Jawabnya sudah ketika kita menengok ke
belakang, ke zaman tatkala raja-raja Nusantara menguasai lautan.
Sriwijaya
menjadi besar, makmur, dan jaya berkat penguasaan pelayaran dan perdagangan
lautnya. Sriwijaya menjual produk dalam negeri: kemenyan, kapur barus,
cengkih, dan lada, untuk membeli barang impor: sutera dan keramik dari
Tiongkok, serta tekstil halus dari India.
Sriwijaya
berjaya pada abad VI-XII (Wolters, 2011 ; Hall, 1985). Menyusul Majapahit
pada abad XIV-XV yang menjadi kaya dan jaya dari pelayaran dan perdagangan
lautnya. Mengekspor beras ke seluruh Nusantara, membeli rempah-rempah untuk
dijual, dan uangnya untuk mengimpor produk luar negeri. Abad XVII muncul
kerajaan Aceh di barat, Gowa/Makassar, dan Ternate di timur, semuanya
kerajaan maritim yang makmur.
Mereka
memiliki armada laut untuk melindungi jalur perdagangan dan keamanan di laut
(Suroyo, 2007). Kerajaan-kerajaan ini mundur akibat kehadiran VOC yang
memiliki armada laut bersenjatakan lebih modern, dengan organisasi
perdagangan lebih maju, politik ekonomi lebih eksploitatif (monopoli
perdagangan), dan politik adu domba lebih licin guna mematahkan kekuasaan
kerajaan-kerajaan maritim. VOC mendesaknya menjadi kerajaan darat dan menutup
komunikasi ke luar lewat lautan, hingga kita menjadi negeri miskin dan
terbelakang.
Tantangan Globalisasi
Indonesia
masa kini hidup pada era globalisasi dengan segala tantangan modernisasinya.
Tetapi bukankah sejak dulu Indonesia (Nusantara) juga selalu menghadapi
tantangan globalisasi dan modernisasi? Terbukti Indonesia bisa mengatasi
dengan mengambil yang terbaik dari ”globalisasi” (pengaruh Hindu, Islam)
menjadi miliknya yang baru. Indonesia memperbaiki bentuk perahu dengan bentuk
kapal layar besar seperti pinisi, serta persenjataan modern dengan bantuan
teknisi dari Turki. Dengan itu ia tetap dapat menguasai darat dan laut dengan
cara memanfaatkan produk dalam negerinya untuk dipertukarkan dengan produk
luar negeri.
Indonesia
sejak kemerdekaan 1945 hingga masa kini telah mencapai kemajuan cukup pesat dala
segala bidang. Modernisasi dilaksanakan di bidang politik, ekonomi, sosial
dan budaya tak kalah dari bangsa-bangsa berkembang lain. Namun di bidang
ekonomi terdapat kepincangan pemanfaatan lautan dibanding daratan.
Eksploitasi di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan telah dilaksanakan
intensif, meski mengabaikan pemeliharaan lingkungan hidup.
Pertambangan
digali besar-besaran, meskipun sebagian besar dikuasai investor asing. Pabrik
tekstil, pabrik elektronik dan otomotif dikembangkan, meskipun kebanyakan
dimiliki asing. Transportasi darat dikembangkan dengan membangun jalan raya,
jalan tol, rel ganda dengan moda transportasi kereta api, mobil, bus, truk
segala ukuran hingga memenuhi jalanan. Beban daratan menjadi begitu berat.
Bagaimana
dengan aktivitas ekonomi di laut? Perikanan pantai dikuasai nelayan
Indonesia, tapi perikanan lepas pantai, terutama penangkapan ikan di laut
dalam dikuasai dan dicuri nelayan-nelayan asing. Demikian pula produk laut
lain, hasil tambang di bawah laut.
No comments:
Post a Comment