Mengikuti akhir sepak terjang Aburizal Bakrie di
kancah politik sungguh memprihatinkan nantinya prediksi saya, akan
berentet dengan runtuhnya kerajaan bisnis Konglomerat Bakrie Group, dan
terlihat dimasa ini penolakan dan hujatan seakan tak pernah usai
terhadap Ical panggilan sayang (Aburizal Bakrie) ini.
Jika di cermati Ical seakan-akan terlihat
kehilangan arah (lose hope), kehilangan percaya diri dan manut pasrah
terhadap koalisinya, semua ini jauh tersirat sejajar dari mulai gagalnya
ambisi pencalonan Persident RI tahun lalu, Pede yang berlebihan Golkar
menjadi pemenang pileg no.2, Penolakan di jalan Tenku umar (Megawati)
setelah Rapimnas Golkar ditolaknya syarat-syarat ical hingga Golkar
merapat ke KMP, seperti kehilangan arah membiarkan pasrah team KMP
mengobok-obok Direksi dan pemberitaan di TV One (Hingga masif kampanye
hitam distasiun ini) masa Pilpres dan banyak rentetan lainnya lagi
hingga yang terakhir Munas Golkar (30 Nov di Bali) yang terkesan
diselenggarakan terburu-buru berujung kerusuhan AMPG (Yoris & the
gank) di rapat pleno DPP Golkar kemaren.
Mari kita lihat kewajiban hutangnya jauh melampaui
asetnya! dengan berharap satu peluang bertarung kembali memperebutkan
posisi ketum Golkar dapat menyelamatkan atau setidaknya mengulur-ulur
waktu dari kewajiban membayar hutang dengan tetap eksis di kancah
politik.
Berikut daftar utang-utang yang dimiliki oleh Bakrie dengan jatuh tempo tahun 2012 bersama afiliasinya.
1. Bakrie & Brothers mencapai Rp 5,4 triliun
2. Bumi Resources USD 638 juta atau setara Rp 6,38 triliun
3. Bakrieland Development Rp 17,707 triliun
4. Energi Mega Persada Rp 11,215 triliun
5 Bakrie Sumatera Plantations Rp 9,644 triliun
6. Bakrie Telecom Rp 7,844 triliun
7. Bumi Resources Minerals Rp 3,338 triliun
8. Berau Coal Energy Rp 1,535 triliun
9. Visi Media Asia Rp 822,276 miliar
10. Darma Henwa Rp 406,165 miliar.
Sejauh ini, Bakrie juga telah menjual antara lain
Lido Nirwana Parahyangan, Bakrie Toll Road, Bakrie Telecom. Kemudian,
Bakrie Building Industries, PT Energi Mega Persada, Bakrie Pipe
Industries. Terakhir, enam kebun sawit milik Bakrie Sumatera Plantation.
Terlepas dari itu, Bakrie sepertinya masih memiliki
ambisi untuk mempertahankan eksistensinya. Inilah setidaknya empat
ambisi Bakrie
1. Kuasai Newmont = Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyurigai ada sponsor yang akan
mendanai Pemda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membeli sisa saham
divestasi PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) sebesar tujuh persen. Soalnya,
dia menilai pemda NTB tidak memiliki uang untuk membeli sisa saham
divestasi Newmont yang sebesar USD 246,8 juta.
“Masyarakat sekarang sudah pintar dengan menduga
pasti dari sponsor. Saya pura pura tidak tahu saja,” katanya, di
Jakarta, Rabu (10/7/2014).
Tidak sulit untuk menerka bahwa sponsor yang
dimaksud Dahlan itu bisa jadi adalah salah satu perusahaan Bakrie PT
Multi Capital. Sekedar mengingatkan, sebanyak 24 persen saham yang
didivestasi NNT sebelumnya dibeli oleh PT Multi Daerah Bersaing (MDB).
Sedangkan MDB adalah perusahaan patungan antara PT
Multi Capital dan PT Daerah Maju Bersaing (DMB), perusahaan yang
dibentuk oleh
Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa Barat dan Sumbawa. Di
PT MDB, ketiga Pemda itu hanya memiliki saham 25 persen, sementara
sisanya sebesar 75 persen dimiliki Multicapital.
Berdasarkan itu, MultiCapital memiliki saham sebesar 18 persen di Newmont, sementara PT. DMB hanya memiliki saham enam persen.
2. Kuasai Bumi Resources = Sejumlah
media belakangan ini mengabarkan keinginan grup Bakrie untuk berpisah
dengan Bumi Plc. Bloomberg, menyebut ‘perceraian’ itu akan memakan biaya
sebesar USD 508 juta.
Uang sebesar itu akan digunakan grup Bakrie untuk
membeli kembali (buy back) 29,2 persen saham Bumi Plc di Bumi Resources.
Padahal, berdasarkan skenario pemisahan sebelumnya, grup Bakrie hanya
akan membeli 18,9 persen saham dari 29,2 persen saham Bumi Plc di Bumi
Resources dengan uang tunai sebesar USD 278 juta.
Sisanya sebesar 10,3 persen saham akan ditukar dengan 23,8 persen saham grup Bakrie di Bumi Plc.
3. Beli saham klub sepak bola = Bakrie
Grup terus melebarkan sayap dengan membeli klub di luar negeri. Bakrie
Group membeli 70 persen saham klub juara A-League (Liga Australia) musim
lalu, Brisbane Roar.
Bakrie menggelontorkan dana 8 juta dolar Australia
untuk jangka waktu sepuluh tahun. Sebanyak 30 persen sisa saham Brisbane
Roar masih dimiliki Federasi Sepak Bola Australia (FFA).
Pembelian ini memiliki opsi untuk menambah
kepemilikan saham sebanyak 20 persen di masa mendatang. Rencananya
Bakrie Grup juga akan membeli saham klub di liga Belanda.
Sebelumnya, Bakrie juga telah berkecimpung di dunia olahraga dengan membeli saham klub Divisi II Belgia CS Vise.
4. Bikin televisi berbayar = Di
tengah jerat utang, salah satu anak perusahaan konglomerat Aburizal
Bakrie masih bisa bersinar meski tak terang-terang amat. Perusahaan itu
adalah lini media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang rencananya akan
masuk ke bisnis televisi berbayar (pay TV).
Direktur Utama VIVA Erick Thohir mengatakan
perseroan dana Bakrie untuk ekspansi ke bisnis TV berbayar ini berasal
dari anggaran belanja modal 2013 sebesar USD 40 juta. Ditambah pinjaman
USD 80 juta dari Deutsche Bank.
“Dengan adanya peluncuran ini diharapkan menjaring pelanggan bisa mencapai 300.000 orang di awal semester 2014,” ungkapnya.
Keputusan ini jelas berani, pasalnya utang kelompok
Bakrie secara keseluruhan masih besar. Belum lagi, performa VIVA tak
terlalu oke. Terbukti, perseroan mencatat saldo laba ditahan yang
negatif sekitar Rp 290 miliar dari neraca tahun lalu. Karena itu, VIVA
tidak bagi-bagi keuntungan tahun ini.
Golkar bersama Ical berdiri diatas kaki KMP (Di
tengah situasi panas di internal Golkar, Ketua Umum Aburizal Bakrie
menggelar pertemuan dengan Prabowo Subianto.) kita sudah paham benar
Golkar adalah pemain lama dan lihai, cerdik dan selalu menemui solusinya
walau keadaan terdesak sekali pun, Pertanyaanya akankah nasib ical sama
dengan SDA? apa jadinya jika ical berhenti dan terjegal di kancah
politik? Semua tentu bisa menebak bukan..?! dan satu hal lagi calon
Ketum Golkar pastinya harus orang yang berduit banyak walau berhutang
banyak, hehehehe….itu pasti!!
No comments:
Post a Comment