Monday, 8 December 2014

Opinion - Runtuhnya Bakrie Group


Mengikuti akhir sepak terjang Aburizal Bakrie di kancah politik sungguh memprihatinkan nantinya prediksi saya, akan berentet dengan runtuhnya kerajaan bisnis Konglomerat Bakrie Group, dan terlihat dimasa ini penolakan dan hujatan seakan tak pernah usai terhadap Ical panggilan sayang (Aburizal Bakrie) ini.

Jika di cermati Ical seakan-akan terlihat kehilangan arah (lose hope), kehilangan percaya diri dan manut pasrah terhadap koalisinya, semua ini jauh tersirat sejajar dari mulai gagalnya ambisi pencalonan Persident RI tahun lalu, Pede yang berlebihan Golkar menjadi pemenang pileg no.2, Penolakan di jalan Tenku umar (Megawati) setelah Rapimnas Golkar ditolaknya syarat-syarat ical hingga Golkar merapat ke KMP, seperti kehilangan arah membiarkan pasrah team KMP mengobok-obok Direksi dan pemberitaan di TV One (Hingga masif kampanye hitam distasiun ini) masa Pilpres dan banyak rentetan lainnya lagi hingga yang terakhir Munas Golkar (30 Nov di Bali) yang terkesan diselenggarakan terburu-buru berujung kerusuhan AMPG (Yoris & the gank) di rapat pleno DPP Golkar kemaren.

Mari kita lihat kewajiban hutangnya jauh melampaui asetnya! dengan berharap satu peluang bertarung kembali memperebutkan posisi ketum Golkar dapat menyelamatkan atau setidaknya mengulur-ulur waktu dari kewajiban membayar hutang dengan tetap eksis di kancah politik.

Berikut daftar utang-utang yang dimiliki oleh Bakrie dengan jatuh tempo tahun 2012 bersama afiliasinya.
1. Bakrie & Brothers mencapai Rp 5,4 triliun
2. Bumi Resources USD 638 juta atau setara Rp 6,38 triliun
3. Bakrieland Development Rp 17,707 triliun
4. Energi Mega Persada Rp 11,215 triliun
5 Bakrie Sumatera Plantations Rp 9,644 triliun
6. Bakrie Telecom Rp 7,844 triliun
7. Bumi Resources Minerals Rp 3,338 triliun
8. Berau Coal Energy Rp 1,535 triliun
9. Visi Media Asia Rp 822,276 miliar
10. Darma Henwa Rp 406,165 miliar.
Sejauh ini, Bakrie juga telah menjual antara lain Lido Nirwana Parahyangan, Bakrie Toll Road, Bakrie Telecom. Kemudian, Bakrie Building Industries, PT Energi Mega Persada, Bakrie Pipe Industries. Terakhir, enam kebun sawit milik Bakrie Sumatera Plantation.
Terlepas dari itu, Bakrie sepertinya masih memiliki ambisi untuk mempertahankan eksistensinya. Inilah setidaknya empat ambisi Bakrie

1. Kuasai Newmont = Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyurigai ada sponsor yang akan mendanai Pemda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membeli sisa saham divestasi PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) sebesar tujuh persen. Soalnya, dia menilai pemda NTB tidak memiliki uang untuk membeli sisa saham divestasi Newmont yang sebesar USD 246,8 juta.

“Masyarakat sekarang sudah pintar dengan menduga pasti dari sponsor. Saya pura pura tidak tahu saja,” katanya, di Jakarta, Rabu (10/7/2014).

Tidak sulit untuk menerka bahwa sponsor yang dimaksud Dahlan itu bisa jadi adalah salah satu perusahaan Bakrie PT Multi Capital. Sekedar mengingatkan, sebanyak 24 persen saham yang didivestasi NNT sebelumnya dibeli oleh PT Multi Daerah Bersaing (MDB).
Sedangkan MDB adalah perusahaan patungan antara PT Multi Capital dan PT Daerah Maju Bersaing (DMB), perusahaan yang dibentuk oleh

Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa Barat dan Sumbawa. Di PT MDB, ketiga Pemda itu hanya memiliki saham 25 persen, sementara sisanya sebesar 75 persen dimiliki Multicapital.
Berdasarkan itu, MultiCapital memiliki saham sebesar 18 persen di Newmont, sementara PT. DMB hanya memiliki saham enam persen.

2. Kuasai Bumi Resources = Sejumlah media belakangan ini mengabarkan keinginan grup Bakrie untuk berpisah dengan Bumi Plc. Bloomberg, menyebut ‘perceraian’ itu akan memakan biaya sebesar USD 508 juta.

Uang sebesar itu akan digunakan grup Bakrie untuk membeli kembali (buy back) 29,2 persen saham Bumi Plc di Bumi Resources. Padahal, berdasarkan skenario pemisahan sebelumnya, grup Bakrie hanya akan membeli 18,9 persen saham dari 29,2 persen saham Bumi Plc di Bumi Resources dengan uang tunai sebesar USD 278 juta.
Sisanya sebesar 10,3 persen saham akan ditukar dengan 23,8 persen saham grup Bakrie di Bumi Plc.

3. Beli saham klub sepak bola = Bakrie Grup terus melebarkan sayap dengan membeli klub di luar negeri. Bakrie Group membeli 70 persen saham klub juara A-League (Liga Australia) musim lalu, Brisbane Roar.

Bakrie menggelontorkan dana 8 juta dolar Australia untuk jangka waktu sepuluh tahun. Sebanyak 30 persen sisa saham Brisbane Roar masih dimiliki Federasi Sepak Bola Australia (FFA).

Pembelian ini memiliki opsi untuk menambah kepemilikan saham sebanyak 20 persen di masa mendatang. Rencananya Bakrie Grup juga akan membeli saham klub di liga Belanda.
Sebelumnya, Bakrie juga telah berkecimpung di dunia olahraga dengan membeli saham klub Divisi II Belgia CS Vise.

4. Bikin televisi berbayar = Di tengah jerat utang, salah satu anak perusahaan konglomerat Aburizal Bakrie masih bisa bersinar meski tak terang-terang amat. Perusahaan itu adalah lini media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang rencananya akan masuk ke bisnis televisi berbayar (pay TV).

Direktur Utama VIVA Erick Thohir mengatakan perseroan dana Bakrie untuk ekspansi ke bisnis TV berbayar ini berasal dari anggaran belanja modal 2013 sebesar USD 40 juta. Ditambah pinjaman USD 80 juta dari Deutsche Bank.

“Dengan adanya peluncuran ini diharapkan menjaring pelanggan bisa mencapai 300.000 orang di awal semester 2014,” ungkapnya.

Keputusan ini jelas berani, pasalnya utang kelompok Bakrie secara keseluruhan masih besar. Belum lagi, performa VIVA tak terlalu oke. Terbukti, perseroan mencatat saldo laba ditahan yang negatif sekitar Rp 290 miliar dari neraca tahun lalu. Karena itu, VIVA tidak bagi-bagi keuntungan tahun ini.

Golkar bersama Ical berdiri diatas kaki KMP (Di tengah situasi panas di internal Golkar, Ketua Umum Aburizal Bakrie menggelar pertemuan dengan Prabowo Subianto.) kita sudah paham benar Golkar adalah pemain lama dan lihai, cerdik dan selalu menemui solusinya walau keadaan terdesak sekali pun, Pertanyaanya akankah nasib ical sama dengan SDA? apa jadinya jika ical berhenti dan terjegal di kancah politik? Semua tentu bisa menebak bukan..?!  dan satu hal lagi calon Ketum Golkar pastinya harus orang yang berduit banyak walau berhutang banyak, hehehehe….itu pasti!!

No comments:

Post a Comment