Tuesday, 7 October 2014

Opinion - Acara TV Kita Semakin Tak Bermutu

Acara pada siaran Televisi kita semakin hari semakin membosankan, tak bermutu, dan terlalu naïf untuk di tonton oleh anak anak yang belum dewasa. Dalam hal menyajikan acaranya kebanyakan televisi di tanah air seperti memaksakan ide pada acara yang di tayangkan. Sehingga membuat para pemirsa menjadi jenuh.

Acara acara seperti Talk Sow, maupun hiburan, para presenternya banyak yang nyeleneh. Kelucuan yang di tampilkan bagaikan lawakan yang di buat buat, bukan lahir dengan sendirinya sesui dengan bakat yang di miliki oleh para presenter acara tersebut. Kata kata dan gerakan tubuh yang tidak senonohpun tampil di layar kaca. Yang penting para presenter itu bisa mendatangkan uang dari acara yang di pandunya.

Seorang teman mengatakan para presenter acara di televisi kita, sepertinya mengidap suatu kebiasaan maaf dia bilang Onani. Persis seperti orang yang sedang melakukan onani mengalami enjerkulasi yang membuat dirinya syur sendiri. Sementara pemirsa yang menonton acaranya merasa muak dengan gaya dan tampilannya.

Seperti acara yang di pandu oleh Sow Imah, Rafi Ahmad Dan Kawan kawan (DKK) atau yang lainnya yang terasa kurang berbobot. Kadangkala para presenter ini kehabisan materi kata kata, sehingga tak jarang acaranya menjadi kaku. Jika sudah mengalami hal seperti ini para presenterpun mulai melakukan lawakan, tapi lawakan yang di lakukan nya tidak mengundang kelucuan bagi para penonton, gelak tawa mereka tampak seperti di paksakan.

Tidak bermutunya acara telivisi kita, hal ini disebabkan tidak ada saringan yang di lakukan oleh Pemimpin Redaksi televise itu sendiri. Yang penting acara yang di pandu oleh para presenter dadakan ini mendapat rating tertinggi di tengah tengah pemirsanya. Jika sudah menjadi rating tertinggi dalam sebuah acara pihak televisipun mulai mengabaikan etika dalam berkata kata, tingkah laku dan gerakan tubuh para presenter yang terkadang mengarah kepada pencabulan.

Lantas bagaimana dengan kita sebagai pemirsanya?, kebanyakan dari kita umum nya kaum ibu dan anak remaja menggemari acara seperti ini. Apa lagi acara impotaimen, yang mengubar aib para salebriti menjadi tontonan yang menarik bagi kaum ibu dan anak remaja wanita kita, tentu dalam menanggapi rendahnya mutu siaran televisi kita berbeda antara kaum laki laki dengan kaum wanita.

Bagi kaum wanita, mereka tidak mempersoalkan mutu dari siaran yang di tampilkan oleh televisi kita. Yang penting bagi mereka siaran televisi yang mereka tontot dapat membuat mereka merasa heppy dan enjoi sudah cukup, walaupun acara yang di tampilkan ngerumpi dan pepesan kosong. Sambil mencuci dikali atau sedang mencari kutu sambil menetekkan anak, para kaum ibu ini riauh berkicau dalam membahas acara impotaiment, walaupun terkadang mereka tidak mengerti akan makna dari acara tersebut.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwanya bahwa acara impotaiment itu adalah haram. Karena di dalam acara tersebut lebih banyak mudratnya dari pada mamfaatnya. Karena urusan ranjang yang merupakan urusan rahasia bagi rumah tangga malah di umbar secara eklusif pada acara impotaiment. Aib rumah tangga adalah merupakan hal yang tabu untuk di beberkan secara luas ke muka umum. Akan tetapi acara inipulalah yang di gandrungi oleh para kaum hawa di tanah air.

Tampa kita sadari dampak dari sebuah tontonan pada acara televisi bisa merusak moral dan akidah seseorang. Bukankah banyak kejadian yang terhampar kepermukaan, terjadinya mesum, pelecehan sex, kejahatan pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan, karena pelakunya terinfirasi dari sebuah tontonan yang di sajikan oleh televisi. Masihkah kita tidak menyadari hal ini?

Memang benarlah apa yang di firmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an (terjemahan bebasnya) “ Jika sesuatu di pegang atau di pimpin oleh seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan kehancuran nya”.

Berpedoman dari pada apa yang di sampaikan oleh Al-Qur’an ini, kita yakin bahwa para pemilik dan pemimpin redaksi telivisi kita memang bukan lah ahlinya, hal ini terbukti dari acara acara yang di tampilkan oleh televisi kita yang semakin hari semakin tak bermutu. Bermutu atau tidaknya sebuah acara di televisi tidak menjadi persoalan bagi mereka. Yang penting acara tersebut dapat menghasilkan uang melalui sponsor iklan.Duhh, malangnya nasib televisi kita.

No comments:

Post a Comment