Acara pada siaran Televisi kita semakin hari semakin membosankan, tak
bermutu, dan terlalu naïf untuk di tonton oleh anak anak yang belum
dewasa. Dalam hal menyajikan acaranya kebanyakan televisi di tanah air
seperti memaksakan ide pada acara yang di tayangkan. Sehingga membuat
para pemirsa menjadi jenuh.
Acara
acara seperti Talk Sow, maupun hiburan, para presenternya banyak yang
nyeleneh. Kelucuan yang di tampilkan bagaikan lawakan yang di buat buat,
bukan lahir dengan sendirinya sesui dengan bakat yang di miliki oleh
para presenter acara tersebut. Kata kata dan gerakan tubuh yang tidak
senonohpun tampil di layar kaca. Yang penting para presenter itu bisa
mendatangkan uang dari acara yang di pandunya.
Seorang
teman mengatakan para presenter acara di televisi kita, sepertinya
mengidap suatu kebiasaan maaf dia bilang Onani. Persis seperti orang
yang sedang melakukan onani mengalami enjerkulasi yang membuat dirinya
syur sendiri. Sementara pemirsa yang menonton acaranya merasa muak
dengan gaya dan tampilannya.
Seperti
acara yang di pandu oleh Sow Imah, Rafi Ahmad Dan Kawan kawan (DKK)
atau yang lainnya yang terasa kurang berbobot. Kadangkala para presenter
ini kehabisan materi kata kata, sehingga tak jarang acaranya menjadi
kaku. Jika sudah mengalami hal seperti ini para presenterpun mulai
melakukan lawakan, tapi lawakan yang di lakukan nya tidak mengundang
kelucuan bagi para penonton, gelak tawa mereka tampak seperti di
paksakan.
Tidak
bermutunya acara telivisi kita, hal ini disebabkan tidak ada saringan
yang di lakukan oleh Pemimpin Redaksi televise itu sendiri. Yang penting
acara yang di pandu oleh para presenter dadakan ini mendapat rating
tertinggi di tengah tengah pemirsanya. Jika sudah menjadi rating
tertinggi dalam sebuah acara pihak televisipun mulai mengabaikan etika
dalam berkata kata, tingkah laku dan gerakan tubuh para presenter yang
terkadang mengarah kepada pencabulan.
Lantas
bagaimana dengan kita sebagai pemirsanya?, kebanyakan dari kita umum
nya kaum ibu dan anak remaja menggemari acara seperti ini. Apa lagi
acara impotaimen, yang mengubar aib para salebriti menjadi tontonan yang
menarik bagi kaum ibu dan anak remaja wanita kita, tentu dalam
menanggapi rendahnya mutu siaran televisi kita berbeda antara kaum laki
laki dengan kaum wanita.
Bagi
kaum wanita, mereka tidak mempersoalkan mutu dari siaran yang di
tampilkan oleh televisi kita. Yang penting bagi mereka siaran televisi
yang mereka tontot dapat membuat mereka merasa heppy dan enjoi sudah cukup, walaupun acara yang di tampilkan ngerumpi dan pepesan kosong. Sambil mencuci dikali
atau sedang mencari kutu sambil menetekkan anak, para kaum ibu ini
riauh berkicau dalam membahas acara impotaiment, walaupun terkadang
mereka tidak mengerti akan makna dari acara tersebut.
Majelis
Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwanya bahwa acara
impotaiment itu adalah haram. Karena di dalam acara tersebut lebih
banyak mudratnya dari pada mamfaatnya. Karena urusan ranjang yang
merupakan urusan rahasia bagi rumah tangga malah di umbar secara eklusif
pada acara impotaiment. Aib rumah tangga adalah merupakan hal yang tabu
untuk di beberkan secara luas ke muka umum. Akan tetapi acara
inipulalah yang di gandrungi oleh para kaum hawa di tanah air.
Tampa
kita sadari dampak dari sebuah tontonan pada acara televisi bisa
merusak moral dan akidah seseorang. Bukankah banyak kejadian yang
terhampar kepermukaan, terjadinya mesum, pelecehan sex, kejahatan
pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan, karena pelakunya terinfirasi
dari sebuah tontonan yang di sajikan oleh televisi. Masihkah kita tidak
menyadari hal ini?
Memang benarlah apa yang di firmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an (terjemahan bebasnya) “ Jika sesuatu di pegang atau di pimpin oleh seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan kehancuran nya”.
Berpedoman
dari pada apa yang di sampaikan oleh Al-Qur’an ini, kita yakin bahwa
para pemilik dan pemimpin redaksi telivisi kita memang bukan lah
ahlinya, hal ini terbukti dari acara acara yang di tampilkan oleh
televisi kita yang semakin hari semakin tak bermutu. Bermutu atau
tidaknya sebuah acara di televisi tidak menjadi persoalan bagi mereka.
Yang penting acara tersebut dapat menghasilkan uang melalui sponsor
iklan.Duhh, malangnya nasib televisi kita.
No comments:
Post a Comment