Tuesday, 7 October 2014

Ibu bukan Ayah

Dulu peranan ayah sebagai kepala yang bekerja mencari nafkah bagi keluarganya.seorang ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga. Tapi di era modern seperti saat ini peranan ibu tidak hanya melihat kepulan asap di dapur saja, sejak emansipasi wanita yang pernah diperjuangkan mati-matian oleh Ibu Kartini, masa depan para perempuan mulai menemui titik terang, dahulu dimana perempuan dengan kemampuan terbatasnya hanya tahu cara memasak dan mengurus keluarganya mulai di ajari berkreativitas serta mulai diperbolehkannya bersekolah,kemampuan para kaum wanita ini pun tak kalah di bandingkan kaum laki-laki, semua terwujud lewat bukti nyata bahwa banyaknya pekerja perempuan saat ini, seorang pemimpin bangsa,menteri negara,bupati,guru,karyawan swasta,dll .

Para perempuan Indonesia patut berterimakasih atas perjuangan para pahlawan wanita yang memperjuangkan masa depannya. Tapi sekalipun kini para perempuan bangsa sudah mampu mengibaskan sayapnya mengelilingi angkasa juga harus menyadari kodratnhya sebagai seorang “ibu”. Seorang yang memang seharusnya mengurusi keluarganya, harus mampu mengatur waktunya untuk keluarga, bukannya mementingkan pekejaannya hingga pada akhirnya menyelewengkan tugas wajibnya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya, sebagai seorang istri bagi suaminya.

Inilah poin penting yang wajib di fahami bahkan di lakukan oleh seorang ibu, begitu berharganya ibu bagi keluarga, bahkan seribu pembantu pun tidak akan mampu menggantikan posisi ibu dalam keluarga, makhluk yang diciptakan oleh Yang Maha Esa untuk mengabdikan diri pada keluarganya, mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh,menjaga nama baik suaminya,dan menjadi pelabuhan bagi keluarganya.

Pelabuhanku

Aku bersandar dalam pelabuhan yang begitu hebat

Pelabuhan ini tak pernah goyah sedikitpun
 
Sekalipun terjangan air laut yang begitu dahsyatnya

Sampai hembusan angin yang mampu menerbangkan apapun

Tak mampu merobohkan kuatnya pelabuhan yang kumiliki ini

Sekalipun waktu membuatnya semakin rapuh dan tak sanggup berdiri kokoh lagi

Tapi kenangan indah saat bersandar disana tak bisa terlupakan

Dan pelabuhan ini pernah berabad-abad menjadi sandaran hidupku

No comments:

Post a Comment