Friday, 10 October 2014

Opinion - Pemerintah Harus Tahu Selera Rakyat


Pemerintah harus tahu selera rakyat.  Sebab, tujuan pemerintahan itu dibentuk gunanya untuk melayani dan mensejahterakan rakyat. Pemerintah bisa ada, karena adanya peran serta dari rakyat. Bisa dibayangkan apabila rakyat sudah tidak mau lagi berperan serta, sudah pasti yang namanya pemerintah itu tidak akan pernah ada.

Peran serta yang dimaksud adalah kepercayaan rakyat untuk memilih segelintir orang untuk mengelola pemerintahan itu, dengan harapan amanah yang rakyat berikan itu dapat berdampak baik bagi rakyat. Selain kepercayaan, bentuk peran aktif rakyat dalam pemerintahan yaitu keaktifan rakyat dalam membayar pajak. Pajak, merupakan sebuah modal yang diberikan oleh rakyat untuk pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.  Pajak inilah yang harus dikelola oleh Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Tanpa kepercayaan mustahil pemerintahan akan terbentuk, tanpa pajak ajaib pembangunan akan dapat terlaksana.

Berdasarkan pengertiannya pemerintah adalah suatu sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Dimana sistem tersebut dijalankan oleh sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan tersebut.
Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjadi hukum dasar tertulis (basic law),  dan konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. Pada  BAB I di Pasal 1 dalam ayat kedua dibunyikan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Kedaulatan yang kata dasarnya berasal dari kata daulat bermakna kekuasaan. Artinya dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia. Rakyatlah yang memiliki kekuasaan penuh. Pemerintah dalam hal ini hanya melaksanakan kekuasaan yang dititipkan oleh rakyat tersebut dengan sebaik-baiknya atau sesuai dengan UUD.

Karena itulah, wajar kiranya jika pemerintah harus tahu selera rakyat. Harus faham dengan maunya rakyat. Karena sebenarnya rakyatlah yang paling berkuasa di negeri ini. Tetapi, jika kita melihat dinamika yang terjadi sekarang ini. Dimana iklim perpolitikan di Indonesia yang carut marut. Sangat mustahil, jika pemerintah yang ada sekarang bisa faham dengan selera rakyat.

Alih-alih memikirkan selera rakyat, para pemangku kuasa (pemerintah) sekarang ini malah disibukkan dengan aksi saling unjuk kekuatan, unjuk pintar, dan unjuk gigi. Pemerintah sekarang sepertinya sudah lupa, jika kedaulatan itu ada ditangan rakyat. Bukan ditangan partai politik atau lembaga lainnya. Lebih parahnya lagi, para pemangku kekuasaan malah membuat kebijakan yang sama sekali tidak memikirkan selera rakyat. Bahkan, terkesan lebih mementingkan selera mereka (pemerintah).

Selain itu, perseteruan antara pemerintah dan wakil rakyat saat ini, sudah mencoreng muka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang demokratis dan berlandaskan Pancasila. Kedua belah pihak itu, sama sekali tidak ada satupun yang mau mengalah. Masing-masing merasa paling benar, dengan tameng ini demi kepentingan rakyat. Padahal, rakyat yang mempunyai kekuasaan penuh dinegara ini sama sekali tidak berselera dengan hal-hal yang rakyat anggap itu hanya pepesan kosong.

Rakyat mungkin akan lebih berselera, jika para pemangku kekuasaan saat ini mau memikirkan pembangunan Indonesia ke depan. Dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai di setiap daerah. Memberdayakan para generasi muda dengan berbagai macam pelatihan atau bimbingan, yang tujuannya agar Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.  Bukan malah saling jegal dan saling buat kebijakan yang yang tidak penting. Jadi sekali lagi perlu diingatkan, pemerintah harus tahu selera rakyat, karena rakyatlah yang memiliki kedaulatan (kekuasaan)di negeri ini.

Sexuality - Kosa Kata Seks Pria Itu Banyak


Coba sesekali bacalah SMS seks yang dikirimkan para lelaki. Jangan kaget ya.. jika mendapati kata-kata yang sangat tidak senonoh dan jauh dari moral. Padahal si lelaki itu bertampang sangat ‘alim’ dan ‘idaman’ calon mertua.

Secara alami hal ini disebabkan perbendaharaan kata-kata seks lelaki jauh lebih banyak daripada perempuan. Dalam hal ini kemampuan otak lelaki menangkap kata-kata seks liar ibarat spon menyerap air.

Sebagai contoh, si lelaki itu menonton film erotis, lalu pada saat bercinta dengan cepat ia akan mengucapkan kata-kata yang ia sukai dari tontonan tersebut.

Rita Goldman dari AskMen.com, konsultan seks yang mendapat gelar doktornya karena meneliti kata-kata seks mengatakan, tidak semua perkataan itu
bisa diterima perempuan.

Karena itu, jika Anda para lelaki tergolong random player alis doyan sana-sini, mesti lebih berhati-hati. Karena amat mungkin modal kata-kata nakal itu mencerminkan perilaku seks Anda yang memang ‘nakal’, dan tidak bisa dipegang.

Opinion - Jangan Todong Aku Dewasa Hanya Karena Pengetahuan Seks-ku yang Luar Biasa!


Yuk kali ini kita menyinggung tentang hubungan kedewasaan seseorang dengan kemampuan seseorang mengenal, memahami atau mengetahui tentang yang namanya SEKSUAL!

Dewasa dan seksualitas sepertinya dua kata yang menarik apabila kita menyadari diri kita sendiri ini mengalami dua hal tersebut secara bersamaan! Bingung nggak kira-kira, ini yang benar yang mana ya? Kalau kita mendengar kalimat berikut, ”Khusus untuk orang dewasa”. Secara tidak sadar kita langsung mengira bahwa orang yang dikatakan dewasa identik dengan orang yang sudah mengenal baik tentang apa itu ”Seks”. Tetapi apakah semua orang yang mengenal seks itu benar-benar sudah dewasa?

Coba kita ulas bersama apa arti dewasa terlebih dahulu. Menurutku, dewasa itu siapa saja yang sudah bisa menggunakan akal pikirannya untuk berpikir logis/ rasional. Ditambah, perkembangan seksualnya sudah baik/ matang. Hah matang gimana ya? Bahasa gampangnya alat reproduksinya sudah dapat diaktifkan. Dewasa dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu dewasa secara fisik dan dewasa secara psikologis. Sedangkan dewasa yang benar-benar dewasa itu orang yang berhasil menjadi dewasa karena perkembangan fisiknya yang berkembang/ alat reproduksinya sudah aktif dan orang yang berhasil dewasa karena psikologisnya.

Dewasa dilihat dari fisiknya, hampir semua orang pasti mengalami hal ini. Dan mungkin ada beberapa orang yang mengalami sindrom tertentu atau kelainan fisik seperti kerdil misalnya bisa mengakibatkan perkembangan fisiknya kurang terlihat jelas. Tanda yang paling mudah diketahui bahwa orang patut disebut dewasa secara fisik yaitu dengan adanya tanda-tanda sebagai berikut. Untuk laki-laki akan adanya bulu-bulu yang tumbuh di  ketiak, adanya kumis atau jenggot, adanya bulu di kemaluannya, dadanya tampak lapang, suaranya berubah jadi besar dibandingkan suara perempuan, adanya bulu halus di kakinya, otot-ototnya lebih kekar dan mengalami mimpi basah.

Sedangkan untuk perempuan, tanda-tanda yang membuat seseorang perempuan dikatakan dewasa yaitu adanya bulu-bulu yang tumbuh diketiak, dan kemaluannya, tumbuhnya payudara, kulitnya semakin halus, pinggulnya akan tampak membesar dan akan mengalami masa menstruasi setiap bulannya.

Lalu, jika dewasa dipandang dari psikologisnya yang bagaimana tuh?
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi)

Perhatikan diatas ada kata fungsi mental dan neurobiologis! Percayakan kalau perkembangan seseorang itu berbeda-beda, yakin kan kalau bakat dan minat seseorang itu tidak sama dan beragam? Dan tentunya berbeda pula lah jika seseorang bermental  yang tidak sama pula. Semua itu tak lepas dari kinerja sarafnya. Saraf yang aktif dirangsangi oleh hal-hal positif maka akan mempentuk pribadi seseorang yang baik. Dan sebaliknya.

Begini ya, aku kasih gambaran mudah tentang kerja saraf. Maaf sehubungan pas waktu sekolah dulu nilai biologiku njeblog jadi jangan heran ya kalau mungkin penjelasanku ada yang kurang. Awalnya rangsangan akan diterima oleh sel saraf reseptor kemudian rangsangan akan diteruskan ke sel saraf sensorik, setelah itu  akan diterima oleh otak, nah didalam otak ini rangsangan akan diolah dan hasil olahannya akan diteruskan ke sel-sel motorik yang kemudian menghasilkan gerak.

Pernah mendengar ada orang bilang perilaku yang sering kita lakukan dapat membentuk sebuah kebiasaan? Setiap orang mempunyai perilaku yang berbeda-beda, dan tentu tidak semua orang yang sudah berumur akan mengalami kedewasaan secara psikologis secara bersamaan. Dan semua ini bermula dari kebiasaan saraf kita sendiri, sering mendapat rangsangan positif atau rangsangan negatif.

Dan sekarang, coba kita otak-atik tentang apa itu sebenarnya pengetahuan  seksualitas.
Tanyakan dalam hati Anda sendiri, apakah seseorang yang sudah mengenal baik apa itu seksualitas maka orang itu layak dikatakan dewasa?

Pada mulanya kebanyakan dari kita mengenal apa itu alat reproduksi semenjak kita masih balita ya mungkin seumuran 1-2 tahun, kita ingat waktu dimandikan sama orang lain dan memandangi alat reproduksi kita sendiri. Kita heran kenapa alat reproduksi perempuan berbeda dengan laki-laki? Kemudian di bangku SD, pelajaran mengajarkan tentang nama-nama dari alat reproduksi beserta fungsinya. Eh, seiring berjalannya waktu diusia sekitar belasan kita mengalami sendiri perubahan-perubahan nyata akibat perkembangan yang terjadi pada alat reproduksi kita ini.

Dengan berkembangnya alat reproduksi ternyata mempengaruhi penampilan fisik dan psikologis. Selanjutnya semakin menjadi setelah kita bebas mendapatkan informasi seputar seks baik dari medsos, pergaulan pertemanan atau dari film-film barat.

Dewasa, lagi-lagi kok dipatok dengan umur ya biasanya? Sering kita mendengar kalimat, ”Hanya untuk orang delapan belas tahun keatas!” Weleh. Jawabanku, seseorang yang berumur 18 tahun keatas sudah pasti mengalami perkembangan fisik termasuk perkembangan alat reproduksinya, aku juga yakin seumuran 18 tahun ke atas itu sebagian besar sudah berpikiran rasional, tetapi belum tentu dewasa secara EMOSI/ PSIKOLOGIS!

Orang dewasa itu lebih pinter dari pada anak-anak, itu anggapanku. Dewasa ditentukan karena umur kah? Bagaimana dengan cerita temanku yang dulunya waktu berumur 14 tahun sudah mengurus adiknya yang kebetulan ditinggal ayah dan ibunya yang sengaja meninggalkan rumah? Bagaimana dengan temanku yang menikah di umur 20 tahun dan sekarang sudah mempunyai anak? Mereka kuanggap dewasa karena pemikirannya.


Hari ini terasa ada yang mengganjal di benak hati dan pikiranku, yaitu tentang kedewasaan dan pengetahuan seksualitas seseorang. Jujur, aku sudah banyak tahu tentang apa itu seks. Mau sombong ah kalau aku sudah baca banyak buku tentang seks. Aku tahu kalau seseorang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman itu maka orang perempuannya akan beresiko mengalami kehamilan. Aku tahu kalau melakukan seksual dengan berganti-ganti pasangan itu akan beresiko mengalami penyakit seksual yang menular. Misalnya, gonore, sifilis atau AIDS.
Mungkin kata hatiku mengatakan bahwa aku semestinya dewasa dari cara berpikir, mengolah emosi, bertutur kata, berperilaku, dan bukan karena pengetahuan seks ku saja! Juga bukan karena mentang-mentang umurku yang sudah 23 tahun ini! Menjadi remaja saat ini sangat begitu tidak mudah. Pekerjaan berpengaruh besar terhadap bidang-bidang yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang dimasa remajanya yang berhasil mengejar karirnya maka remaja itu akan bahagia, lebih bisa mandiri, dan percaya diri. Terwujudlah kata dewasa.

Dan ketika seorang remaja yang layak bekerja sedang mengalami jobless, ditambah lagi jombless, dan apes. Apabila didalam jiwanya tanpa ada kekuatan bagaimana memanage emosinya dengan baik dan bila ia tidak mempunyai psikologis yang sehat maka aku yakin hidupnya akan GALAU.
Ada orang yang dewasa secara fisik, tetapi belum tentu psikologisnya juga berkembang dewasa/ www.unyuunyu.com
So, boleh dewasa dengan tahu mengenal seks itu boleh banget. Tapi, dewasakan juga cara berpikir dan cara mengendalikan emosimu seperti: bertutur kata dan memutuskan sesuatu. Keep spirit Guys!

Thursday, 9 October 2014

Self Limiting Beliefs

Hal ini lebih mengarah kepada sugesti diri kearah yang negative yang ditanamkan kedalam diri sehingga menjadi kebiasaan.


            Contoh yang terjadi dalam hidup saya ialah saya tidak bisa bangun pagi,Akibatnya setiap masuk kuliah pagi saya terlambat terus bahkan terkadang saya malas masuk kalau sudah terlambat, dan dampak kerugian yang saya alami secara nyata ialah ketinggalan pelajaran,dapat alpa, dan nilai NOL BESAR.


            Dan penyelesaian dalam mengatasi masalah saya tersebut diatas adalah dengan Tidur cepat dan berdoa agar terbangun dipagi hari.dan jika sudah bangun pagi hari itu sangat menyenangkan dan tidak sulit melakukannya .

Tuesday, 7 October 2014

Ibu bukan Ayah

Dulu peranan ayah sebagai kepala yang bekerja mencari nafkah bagi keluarganya.seorang ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga. Tapi di era modern seperti saat ini peranan ibu tidak hanya melihat kepulan asap di dapur saja, sejak emansipasi wanita yang pernah diperjuangkan mati-matian oleh Ibu Kartini, masa depan para perempuan mulai menemui titik terang, dahulu dimana perempuan dengan kemampuan terbatasnya hanya tahu cara memasak dan mengurus keluarganya mulai di ajari berkreativitas serta mulai diperbolehkannya bersekolah,kemampuan para kaum wanita ini pun tak kalah di bandingkan kaum laki-laki, semua terwujud lewat bukti nyata bahwa banyaknya pekerja perempuan saat ini, seorang pemimpin bangsa,menteri negara,bupati,guru,karyawan swasta,dll .

Para perempuan Indonesia patut berterimakasih atas perjuangan para pahlawan wanita yang memperjuangkan masa depannya. Tapi sekalipun kini para perempuan bangsa sudah mampu mengibaskan sayapnya mengelilingi angkasa juga harus menyadari kodratnhya sebagai seorang “ibu”. Seorang yang memang seharusnya mengurusi keluarganya, harus mampu mengatur waktunya untuk keluarga, bukannya mementingkan pekejaannya hingga pada akhirnya menyelewengkan tugas wajibnya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya, sebagai seorang istri bagi suaminya.

Inilah poin penting yang wajib di fahami bahkan di lakukan oleh seorang ibu, begitu berharganya ibu bagi keluarga, bahkan seribu pembantu pun tidak akan mampu menggantikan posisi ibu dalam keluarga, makhluk yang diciptakan oleh Yang Maha Esa untuk mengabdikan diri pada keluarganya, mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh,menjaga nama baik suaminya,dan menjadi pelabuhan bagi keluarganya.

Pelabuhanku

Aku bersandar dalam pelabuhan yang begitu hebat

Pelabuhan ini tak pernah goyah sedikitpun
 
Sekalipun terjangan air laut yang begitu dahsyatnya

Sampai hembusan angin yang mampu menerbangkan apapun

Tak mampu merobohkan kuatnya pelabuhan yang kumiliki ini

Sekalipun waktu membuatnya semakin rapuh dan tak sanggup berdiri kokoh lagi

Tapi kenangan indah saat bersandar disana tak bisa terlupakan

Dan pelabuhan ini pernah berabad-abad menjadi sandaran hidupku

Opinion - Pemikiran Mahasiswa: Tanduk yang Mengkerut

Setiap mahasiswa memiliki ideologi masing-masing. Ditiap langkah yang dia putuskan mengandung beberapa unsur yang dipengaruhi dari internal maupun eksternal. Hal tersebut tidak perlu menjadikannya goyah sedikitpun. Ketika mahasiswa memiliki suatu pemahaman, kemudian timbul kesadaran dan pada akhirnya keyakinan atas ide tersebut. Maka hal itu akan menuntunnya ke langkah yang lebih pasti. Namun perlu diingat kembali bahwa niatan awal mahasiswa yaitu mengabdi pada masyarakat dikemudian hari. Perlunya mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya ketika menjelang lulus ataupun saat pasca lulus. Hal tersebut harus sudah diaplikasikan minimal pada saat memulai masuk di perguruan tinggi.

Menjadi tanggung jawab masing-masing ketika seorang mahasiswa yang telah di wisuda namun belum ahli menjadi masyarakat sosial yang seutuhnya. Mengetahui medan  kehidupan beserta perangkatnya. Mahasiswa dengan keberanian yang luar biasa dan mampu menciptakan lingkungan yang bermartabat pada hari ini masih sulit. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa hal ideal tersebut bisa diwujudkan. 

Sinergitas mahasiswa
Kerjasama antar mahasiswa khususnya dalam hal saling memahamkan baik dalam perkuliahan maupun dalam kehidupan bersosial yang sesungguhnya. Saling mendukung dalam hal yang positif tentu memberikan nilai lebih dalam tumbuh kembangnya diri mahasiswa. Unggul dan berkualitas saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal tersebut dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menjadi seseorang yang ahli di bidangnya. “Manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, dan itu berbeda.” Pelengkap bagi mahasiswa satu dengan yang lainnya yaitu kelebihan yang dimilikinya tersebut. Keserasian serta kekompakan dalam setiap gerakan mahasiswa perlu ditata ulang. Mahasiswa hari ini sebagai tonggak kedaulatan rakyat. 

Komplemen
Ketidakmampuan mahasiswa dalam setiap geraknya perlu dikaji ulang. Evaluasi sedini mungkin dapat menekan laju ketertinggalan. Para elite mahasiswa juga cenderung mendongak tanpa memikirkan kerendahan yang dia punya. Ironis, tanpa ampun. 

Opinon - Sepak Terjang UPH (Universitas Pelita Harapan) dalam Dunia Pendidikan

Anda sudah pasti ingin berkuliah di Universitas yang dapat menjamin mutu pendidikan anda bukan? Tidak hanya itu saja, tetapi menjamin anda untuk tidak menjadi pengangguran tentunya. Saat ini telah banyak Universtas negeri maupun swasta di Indonesia yang ternyata sudah cukup ternama baik dalam skala Lokal maupun Internasional. Universitas Pelita Harapan merupakan salah satu Universitas unggulan swasta yang memiliki reputasi pendidikan yang berkredibilitas tinggi. 

Sejak berdiri Tahun 1994 sampai sekarang, UPH terus mengutamakan mutu pendidikan terbaik yang mampu bersaing secara Global sehingga para lulusannya tidak hanya dikenal sebagai “jago kandang”. Pada saat berkuliah, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan mereka dalam mengikuti berbagai debat, kompetisi, dan leadership training dalam berbagai bidang. Tidak heran bila di usia yang baru 20 tahun, UPH semakin diakui eksistensinya.

Berbagai prestasi diraih mahasiswa baik di tingkat nasional dan internasional. Diantaranya Jurusan Sains UPH (bidang Matematika dan Biologi) tidak pernah absen dalam jajaran pemenang dan menjadi satu-satunya universitas swasta selalu berhasil masuk ke jajaran peraih emas di tingkat nasional. Tim moot court FH UPH berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional sejak 2009, bahkan tahun 2014 berhasil meraih peringkat 5 dari 124 tim dari berbagai universitas dunia.

Jadi, dengan melihat penghargaan-penghargaan yang telah diraih oleh UPH, cukup memperkuat alasan bagi kalian untuk memilih berkuliah di Universitas swasta ini demi mencapai cita-cita kalian. Prestasi selengkapnya dapat kalian baca lebih lanjut di 
http://www.uph.edu/id/component/wmannounces/announces/11.html

Opinion - Acara TV Kita Semakin Tak Bermutu

Acara pada siaran Televisi kita semakin hari semakin membosankan, tak bermutu, dan terlalu naïf untuk di tonton oleh anak anak yang belum dewasa. Dalam hal menyajikan acaranya kebanyakan televisi di tanah air seperti memaksakan ide pada acara yang di tayangkan. Sehingga membuat para pemirsa menjadi jenuh.

Acara acara seperti Talk Sow, maupun hiburan, para presenternya banyak yang nyeleneh. Kelucuan yang di tampilkan bagaikan lawakan yang di buat buat, bukan lahir dengan sendirinya sesui dengan bakat yang di miliki oleh para presenter acara tersebut. Kata kata dan gerakan tubuh yang tidak senonohpun tampil di layar kaca. Yang penting para presenter itu bisa mendatangkan uang dari acara yang di pandunya.

Seorang teman mengatakan para presenter acara di televisi kita, sepertinya mengidap suatu kebiasaan maaf dia bilang Onani. Persis seperti orang yang sedang melakukan onani mengalami enjerkulasi yang membuat dirinya syur sendiri. Sementara pemirsa yang menonton acaranya merasa muak dengan gaya dan tampilannya.

Seperti acara yang di pandu oleh Sow Imah, Rafi Ahmad Dan Kawan kawan (DKK) atau yang lainnya yang terasa kurang berbobot. Kadangkala para presenter ini kehabisan materi kata kata, sehingga tak jarang acaranya menjadi kaku. Jika sudah mengalami hal seperti ini para presenterpun mulai melakukan lawakan, tapi lawakan yang di lakukan nya tidak mengundang kelucuan bagi para penonton, gelak tawa mereka tampak seperti di paksakan.

Tidak bermutunya acara telivisi kita, hal ini disebabkan tidak ada saringan yang di lakukan oleh Pemimpin Redaksi televise itu sendiri. Yang penting acara yang di pandu oleh para presenter dadakan ini mendapat rating tertinggi di tengah tengah pemirsanya. Jika sudah menjadi rating tertinggi dalam sebuah acara pihak televisipun mulai mengabaikan etika dalam berkata kata, tingkah laku dan gerakan tubuh para presenter yang terkadang mengarah kepada pencabulan.

Lantas bagaimana dengan kita sebagai pemirsanya?, kebanyakan dari kita umum nya kaum ibu dan anak remaja menggemari acara seperti ini. Apa lagi acara impotaimen, yang mengubar aib para salebriti menjadi tontonan yang menarik bagi kaum ibu dan anak remaja wanita kita, tentu dalam menanggapi rendahnya mutu siaran televisi kita berbeda antara kaum laki laki dengan kaum wanita.

Bagi kaum wanita, mereka tidak mempersoalkan mutu dari siaran yang di tampilkan oleh televisi kita. Yang penting bagi mereka siaran televisi yang mereka tontot dapat membuat mereka merasa heppy dan enjoi sudah cukup, walaupun acara yang di tampilkan ngerumpi dan pepesan kosong. Sambil mencuci dikali atau sedang mencari kutu sambil menetekkan anak, para kaum ibu ini riauh berkicau dalam membahas acara impotaiment, walaupun terkadang mereka tidak mengerti akan makna dari acara tersebut.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwanya bahwa acara impotaiment itu adalah haram. Karena di dalam acara tersebut lebih banyak mudratnya dari pada mamfaatnya. Karena urusan ranjang yang merupakan urusan rahasia bagi rumah tangga malah di umbar secara eklusif pada acara impotaiment. Aib rumah tangga adalah merupakan hal yang tabu untuk di beberkan secara luas ke muka umum. Akan tetapi acara inipulalah yang di gandrungi oleh para kaum hawa di tanah air.

Tampa kita sadari dampak dari sebuah tontonan pada acara televisi bisa merusak moral dan akidah seseorang. Bukankah banyak kejadian yang terhampar kepermukaan, terjadinya mesum, pelecehan sex, kejahatan pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan, karena pelakunya terinfirasi dari sebuah tontonan yang di sajikan oleh televisi. Masihkah kita tidak menyadari hal ini?

Memang benarlah apa yang di firmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an (terjemahan bebasnya) “ Jika sesuatu di pegang atau di pimpin oleh seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan kehancuran nya”.

Berpedoman dari pada apa yang di sampaikan oleh Al-Qur’an ini, kita yakin bahwa para pemilik dan pemimpin redaksi telivisi kita memang bukan lah ahlinya, hal ini terbukti dari acara acara yang di tampilkan oleh televisi kita yang semakin hari semakin tak bermutu. Bermutu atau tidaknya sebuah acara di televisi tidak menjadi persoalan bagi mereka. Yang penting acara tersebut dapat menghasilkan uang melalui sponsor iklan.Duhh, malangnya nasib televisi kita.

Opinion - Sosok Kartini dalam Untaian Sejarah Bangsa

Dunia feminisme begitu berkembang menjadi dinamika gender dalam kehidupan manusia. Kegagahan kaum maskulin berubah arif di hadapan kaum perempuan. Gemerlap kewibawaan maskulin seolah diseimbangi oleh sepak terjang kaum feminis, tak terkecuali gerakan modern feminisme di Indonesia. Kita banyak mengenal segudang perempuan hebat pada zamannya yang tak pernah surut mencipta segala ide kesetaraan gender. Kungkungan adat-istiadat budaya timur mengiringi perjalanan perempuan-perempuan hebat Indonesia untuk terus memperjuangkan kesamaan hak sesuai perkembangan zaman. Dalam catatan sejarah, tertoreh beberapa nama perempuan hebat yang pernah dimiliki bangsa ini. Mulai dari Malahayati, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika, RA, Kartini, Rasuna Said dan sebagainya.

Pemikiran modern mereka tidak lepas dari status sosial yang disandang hingga peluang serta kesempatan mampu diraih mereka meski harus selalu berbenturan dengan budaya ketimuran. Jiwa-jiwa memberontak atas ketertidasan adalah modal bagi kaum perempuan untuk terus berperang batin demi menciptakan mimpi agar kelak ada pengakuan dari kaum pria akan keberadaan perempuan dalam menyumbangkan kehidupan manusia yang lebih baik.

Dalam catatan sejarah Indonesia, bangsa kita tidak bisa melepaskan begitu saja peran aktif perempuan-perempuan yang gencar memperjuangkan kemerdekaan. Organisasi perempuan Indonesia pertama kali muncul pada tahun 1879 sampai 1904 yang dipelopori oleh RA. Kartini. Kemunculan organisasi tersebut memiliki arti besar sebagai sumbangsih terhadap ketercapaian kemerdekaan. Kontribusi penting yang mereka lakukan semula hanya berkisar pada tataran persamaan gender (kesamaan hak). Persamaan derajat, pengakuan, dan perlindungan terhadap hak-hak kaum perempuan adalah hal mendasar dalam perjalanan kehidupan manusia. Mendirikan sekolah-sekolah bagi kaum perempuan mampu mewarnai masa pergerakan kebangsaan saat itu. 

Selain Kartini, Dewi Sartika juga menjadi pelopor gerakan perempuan di Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah Keutamaan Isteri untuk kaum perempuan di Jawa Barat. Di Minahasa pelopor gerakan perempuan dari Minahasa adalah Maria Walanda Maramis yang belajar bahasa Belanda dari suaminya, Yosef Walanda. Berkat pengetahuannya, ia sadar akan nasib kaum perempuan Minahasa yang jauh tertinggal. Maka pada tahun 1927, ia berjuang dan berhasil mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya).

Pada masa-masa berikutnya, kesadaran perempuan Indonesia untuk hidup lebih baik makin terbuka lebar. Ditandai dengan keberadaan organisasi-organisasi perempuan yang semakin banyak berdiri. Organisasi perempuan yang muncul semisal;
  1. Perkumpulan Kartinifonds di Semarang,

  2. Putri Merdika di Jakarta,

  3. Wanita Rukun Santoso di Malang,

  4. Maju Kemuliaan di Bandung,

  5. Budi Wanito di Solo,

  6. Kerajinan Amai Setia di Kota Gadang, Sumatera Barat,

  7. Serikat Kaum Ibu Sumatera di Bukit Tinggi,

  8. Gorontalosche Mohammedaansche Vrouwenvereniging di Sulawesia Utara,

  9. Ina Tuni di Ambon, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat juga organisasi perempuan yang merupakan bagian dari induk organisasi yang lebih besar. Organisasi perempuan tersebut antara lain;
  1. Aisiyah (Wanita Muhammadiyah),

  2. Puteri Indonesia (Wanita dari Pemuda Indonesia),

  3. Wanita Taman Siswa.
Organisasi perempuan yang bergerak di bidang politik antara lain Isteri Sedar yang didirikan di Bandung oleh Suwarni Jayaseputra. Organisasi ini bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka. Sedangkan organisasi Isteri Indonesia pimpinan Maria Ulfah dan Ibu Sunaryo Mangunpuspito bertujuan untuk mencapai Indonesia Raya.

Organisasi-organisasi tersebut mengadakan Kongres Persatuan Wanita (Perempuan) Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 22 sampai 25 Desember 1928. Hari pembukaan kongres tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Dalam kongres tersebut dibentuk juga PPII (Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia) sebagai kumpulan organisasi perempuan. 

Lintasan sejarah pergerakan perempuan Indonesia bukan lagi menjadi asing terhadap pengakuan peran perempuan. Bukti nyata keberadaan toko-tokoh perempuan Indonesia berbaur pada penyematan posisi perempuan sebagai kelompok terhormat yang tidak berhenti menggapai emansipasi. Namun sering kali peran serta perempuan Indonesia terhenti hanya karena pemaknaan siapakah tokoh dibalik munculnya ide emansipasi perempuan Indonesia. Selalu saja kesimpulan tersebut meletakan RA. Kartini selaku ibu perempuan Indonesia, pioneer serta pencetus ide emansipasi Indonesia. Keagungan nama Kartini telah disematkan sebagai hari Kartini sesuai dengan tanggal kelahirannya. Padahal, masih banyak tokoh perempuan lain yang bisa jadi lebih dulu ada dan terus menerus berusaha menembus kungkungan adat guna memperjuangkan keberadaan mereka agar terlihat di hadapan kaum pria. Contoh saja, Malahayati, nama lengkapnya Keumalahayati dari Aceh dan Martha Christina Tiahahu dari Ambon. Keberanian dua tokoh di atas dalam memimpin perang di tanah kelahiran untuk mendepak kaum imperialis Barat merupakan cikal bakal keberadaan peran perempuan di tengah-tengah kaum maskulin. Seorang Laksaman laut yang akibat keberaniannya berhasil membunuh Cornelis De Houtman yang ingin menguasai Bandar dagang di Kesultanan Aceh. Lalu Martha Christina Tiahahu, juga merupakan perempuan hebat dari Ambon yang berhasil menggempur pasukan Belanda ketika bercokol di Pulau Saparua, Maluku Tengah. 

Lantas bagaimana peran Kartini? Begitu hebatkah Kartini hingga cermin emansipasi perempuan Indonesia selalu dikaitkan dengan nama besarnya? Paparan di atas bukan juga ingin mengkerdilkan salah satu perempuan hebat sekelas Kartini. Akan tetapi kita perlu meluruskan bahwa keberadaan emansipasi perempuan di tanah air harus dimulai dari tokoh-tokoh hebat pendahulu Kartini yang juga lebih dulu berperan menunjukkan jati diri perempuan sebagai bagian dari kehidupan tanpa melompati keberadaan kaum pria. Mereka lebih dulu ada bahkan lebih dulu mewujudkan mimpi untuk memperlihatkan pada dunia akan kehebatannya. 

Pencitraan Kartini dilakukan oleh kelompok dominan secara hiperbolis melalui buku-buku sejarah dan ritual setiap tanggal 21 April. Lewat buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah, Kartini dianggap sebagai sosok perempuan terhebat di Indonesia. Dia dianggap pemikir kemajuan dan pembebas kaum perempuan pribumi dari kebodohan dan keterbelakangan. Sosok Kartini juga dianggap sebagai perempuan yang mampu melawan belenggu feodalisme, kawin paksa dan poligami serta sejumlah penindasan, sehingga kedudukannya begitu diagungkan dalam sejarah Indonesia.

Dibalik itu semua, ada hal yang berusaha dielakkan tentang bagaimana hidup Kartini sebenarnya. Perang batin di diri Kartini seyogyanya menjadi cermin kehebatan Kartini yang hanya mampu dia tuliskan dalam surat-suratnya kepada para sahabat Belanda Kartini, seperti Ny J Rosa Abendanon, Stella Zeenhandelaar, Ny N Van Kol, GK Anton dan lainlain. Penolakan poligami, adat ‘pingitan’ bagi perempuan Jawa sebelum dinikahkan sehingga perempuan Jawa dianggap tidak perlu bersekolah karena jodoh mereka sudah ditentukan oleh keluarga. Kritikan Kartini terhadap poligami yang sering dilakukan oleh priyayi Jawa serta keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak perempuan, seperti mimpi yang tidak kesampaian. Imajinasi Kartini lewat tulisan-tulisannya inilah, pada akhirnya membuat Ny. Abendanon berupaya mewujudkan dalam sebuah buku berbahas Belanda berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’ yang secara harfiah berarti Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Pada tahun 1922, buku ini diterbitkan dalam bahasa Melayu oleh Balai Pustaka dengan judul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang.

Pada kenyataannya, semua ide Kartini memperjuangkan kesetaraan gender (emansipasi), seolah mimpi yang tak berkesudahan (Bulan Merindu). Kartini tetap harus menjalani ‘pingitan’ sebelum dinikahkan dengan Adipati Rembang. Sekolah untuk perempuan sebagai bagian cita-citanya tidak terwujud. Dan malangnya lagi kebencian Kartini terhadap kebiasaan priyayi Jawa yang berpoligami, membawa Kartini menjadi salah satu istri dari Adipati Rembang.

Tetap saja, mainstream Kartini terhadap cita-citanya meraih kesetaraan gender, tidak lantas dianggap sebagai pola pikiran modern perempuan pada zamannya. Satu hal lagi yang terlepas dari perdebatan, adakah kita tahu bahwa Kartini sudah menjadi perempuan Jawa yang memposisikan dirinya sebagai sosok perempuan modern Eropa yang menganggap perempuan pribumi subaltern (lemah, bodoh dan terbelakang). Hal ini pernah disampaikan penulis seperti Misbahus Surur (2006) melukiskan Kartini sebagai seorang ‘perempuan pemimpi’. Kartini hanya mampu bermimpi dan impiannya itu hanya bersifat utopia belaka. Kartini juga dianggap menganut pola pikir yang dikotomik yang mendiskriminasi perempuan pribumi sebagai kelompok subaltern. Penulis seperti Gadis Arivia (2003) melihat bahwa Kartini yang bersentuhan dengan pengetahuan Barat, justru memposisikan dirinya sebagai perempuan barat yang modern dan maju, sedangkan perempuan pribumi dianggap sebagai subaltern.

Kartini muda membeci budaya Patriarhi Jawa tetapi terjebak pada budaya Patriarhi Jawa yang tertindas, bodoh dan terbelakang. Menolak poligami, kawin paksa, bermimpi mendirikan sekolah, serta menjadikan dirinya perempuan pemikir modern namun terjebak pada situasi yang bertolak belakang dari mimpinya.Meski demikian, Kartini telah menjadi bagian Pahlawan Nasional Indonesia yang tercatat dalam Untaian Sejarah Bangsa sebagai Pelopor Emansipasi Perempuan Indonesia. Melalui Kartini pula kita bisa meninjau ulang atas peran perempuan. Perbandingan peran Kartini terhadap tokoh-tokoh perempuan pejuang sebelum dia, sudah bermuara pada pengenalan sejarah bangsa. Dengan begitu pro-kontra Kartini sebagai ibu emansipasi perempuan Indonesia mengawali peninjauan kembali sejarah perempuan Indonesia. Sehingga diharapkan Historiografi Perempuan Dalam Sejarah telah berwarna disebabkan oleh pro dan kontra atas sosok Kartini. 

Rekam Jejak sejarah perempuan Indonesia akan lebih berperan andil dalam menciptakan gambaran bagaimana selayaknya kita bertindak. Tetap saja perempuan pada kasus-kasus tertentu menjadi kelompok marginal yang dikorbankan. Dengan memposisikan perempuan sesuai dengan kodratnya, keterwakilan perempuan di segala bidang kehidupan harus terus diperjuangkan. Kaum perempuan wajib menyadari bahwa kita dan mereka sudah sepantasnya merubah mindset demi melahirkan generasi baru yang lebih baik. Dari perempuan akan muncul generasi tangguh yang mewariskan ketangguhan ibunya. Dunia ini tidak akan mampu berjalan tanpa kehadiran kaum feminis yang memanfaatkan peluang tanpa lari dari kodrat Tuhan.

Opinion - Apa Manfaat Sejarah Itu?

Firman Allah subhanahu wata’ala : Bayaanul linnaasi wa hudawwarohmatan lil mu’minin

Artinnya :  Keterangan, petunjuk dan rahmat bagi Orang - orang beriman. dari ayat ini dapat di pahami bahwa Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan idebtitas dan kepribadian sebuah ummat ( Bangsa ) karena identitas di butuhkan oleh masing - masing umat atau bangsa untuk keberlangsungannya.
Suatu masyarakat maupun bangsa tak mungkin dapat mengenali jati diri dan proses pencapaiannya hingga seperti sekarang ini tanpa mengenal sejarah.

Oleh karena itu, pelajaran sejarah merupakan materi yang wajib di ajarkan di lembaga - lembaga pendidikan. Dapat di pahami bahwa tanpa lembaga pendidikanpun, manusia sendiri kadang di tuntut oleh dirinya sendiri untuk mencapai jati dirinya dengan suka rela dia akan mengetahui sejarah dirinya.
Karena sejarah itu akumulasi rekaman pengalaman Manusia. Mempelajarinya berarti mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah di capai manusia sepanjang abad yang silam.

Sejarah juga merupakan bekal masa lampau untuk memperoleh bekal  dan titik pijak banggunan sejarah baru. karena kehidupan manusia harus berdialog dengan sejarah masa lalu agar membanggun masa sekarang lebih baik serta memprojeksikan pandangan ke dalam sejarah di masa mendatang.

Wallahu a’lam

Opinion - Pengkhianatan terhadap Reformasi?

Tokoh reformasi yang juga ketua Partai Amanat Nasional (PAN) , Amien Rais kini justru mendukung pemilihan kepala daerah tidak langsung atau lewat DPRD dan hal ini banyak menuai kecaman dari para aktivis 1998 yang mengatakan Amien Rais sebagai “pengkhianat” reformasi. Mungkin masih lekat di ingatan julukan Bapak reformasi yang diberikan kepada Amien Rais pada tahun 1998 yang terbelakangi karena sikapnya yang berani menentang pemerintahan pada zaman itu. Amien Rais mendapat julukan sebagai Bapak reformasi karena dianggap memperjuangkan hak rakyat dalam pemilihan kepala daerah dan juga presiden secara langsung. Namun sikap reformis ketua majelis pertimbangan Partai Amanat Nasional ini, kini seolah lenyap, dan justru berbalik arah mendukung pilkada melalui DPRD. 

Amien Rais bahkan mengaku menyesal pasca reformasi sempat mendukung pilkada langsung. Keputusan Amien Rais yang mendukung pengesahan Undang-undang Pilkada ini mengundang kecaman dari aktivis 1998 dan juga tokoh pendiri PAN yang menyebut Amien Rais sebagai pengkhianat reformasi.

“Beliau sudah lupa dengan semangat reformasi karena reformasi itu pada dasarnya bagaimana mengembalikan hak-hak rakyat yang dirampas oleh kekuasaan selama 32 tahun. Justru sekarang disaat rakyat baru belajar berpolitik, disaat rakyat baru menyadari politik, disaat rakyat mulai mengerti siapa politisi yang baik dan politisi yang buruk, malah haknya justru dicabut. Jadi ini ironis.” - salah satu aktivis 1998
“Seorang yang dulunya disebut sebagai Bapak reformasi yang dihormati, sekarang bersikap demikian. Karena ini merupakan suatu kemunduran dan kami juga sebagai salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) begitu juga beberapa anggota mempertanyakan kepada saya bagaimana PAN bisa melibatkan diri dengan kelompok-kelompok yang akan membawa kita kembali kepada sistem orde baru” – Abdilla Toha (salah satu pendiri PAN).

Dengan perubahan sikap Amien Rais ini, julukan Bapak reformasi yang melekat padanya menjadi terdelegeminasi. Perubahan sikap mantan ketua MPR ini seolah berbarengan setelah berada di barisan pendukung Koalisi Merah Putih.

Dari kejadian ini saya berpendapat, setiap warga negara memiliki hak nya masing-masing untuk memilih. Dan kita tidak pernah tahu apa alasan dibalik pilihan orang tersebut, apalagi di ranah politik yang kotor ini. Dan juga didalam politik tidak pernah ada pernyataan, melainkan sebuah tindakan.

Jadi, apakah benar ini suatu pengkhianatan terhadap reformasi?

Opinion - SBY, “Presiden Terlicik yang Pernah Dimiliki Indonesia”

Seharusnya kita, rakyat Indonesia pendukung pilkada langsung sadar bahwa ketika SBY melalui akun YouTube-nya, pada Minggu, 14 September 2014 menyatakan sikapnya bahwa dia (tentu saja otomatis Partai Demokrat) telah mengambil sikap untuk mempertahankan pilkada langsung, karena itulah yang sangat diinginkan rakyat,  sesungguhnya dia sedang mengulangi taktiknya membohongi parpol-parpol pendukung pilkada langsung (PDIP cs), dan terutama kita, rakyat Indonesia. Parpol-parpol sebesar PDIP saja bisa diperdayai, apalagi rakyat biasa.
 
Taktik Lama SBY
Taktik yang sama sebetulnya pernah SBY lancarkan ketika menjelang Pilpres 2014, yaitu dalam beberapa pernyataannya yang memberi indikasi kuat bahwa pihaknya tidak bakal mendukung dan memilih Prabowo-Hatta. Hal itu tercermin antara lain dengan pernyataannya bahwa dia tidak akan memilih calon presiden yang berbahaya bagi bangsa dan negara. Meskipun tidak menyebutkan nama, jelas yang dimaksudnya adalah Prabowo Subianto. Karena ketika itu SBY menyampaikan pernyataannya itu disertai dengan sindirannya ada calon yang manifesto politik parpol-nya ingin UUD 1945 dikembalikan seperti sebelum amandemen, dan anti terhadap investor-investor asing yang dikatakan telah menguasai Republik ini. Hanya Gerindra-lah yang mempunyai manifesto politik sepert itu.

Di lain kesempatan SBY juga menyatakan bahwa Partai Demokrat memutuskan netral, artinya tidak berkoalisi dengan PDIP/Jokowi, maupun dengan Gerindra/Prabowo. Faktanya, para petinggi dan kader Demokrat dalam sikapnya berpihak kepada Gerindra/Prabowo, dan dibiarkan. Mungkin diam-diam diapun bersikap yang sama. Bahkan saat pencoblosan, mungkin SBY memilih Prabowo.

Mundur lagi ke belakang, putusnya hubungannya dengan Megawati, berawal dari ketidakjujuran SBY ketika ditanya Megawati yang waktu itu menjadi atasannya (Megawati presiden, SBY menteri), menjelang Pilpres 2004. Waktu itu lebih dari sekali Megawati meminta konfirmasi kepada SBY, apakah benar diaakan ikut mencalonkan diri sebagai presiden. SBY menjawabnya, tidak. Ternyata, diam-diam dia sedang menyusun strateginya untuk mencalonkan diri di Pilpres 2004, bersaing dan berhasil mengalahkan Megawati.

Ketika itu strategi yang dijalankan SBY adalah strategi mengambil hati rakyat Indonesia, yang dilakukan dengan menempatkan dirinya sebagai korban yang dizalimi Megawati. Mayoritas pemilih di Pilpres 2004 itu berhasail diperdayai, sehingga memilihnya, dan dia menang. Sejak itu SBY berkali-kali menggunakan strategi sebagai “korban yang zalimi”, sasaran teroris, dan lain-lain, untuk mendapat simpatik dari publik,  tetapi lama-kelamaan sudah tidak mempan lagi. Karena rakyat jenuh dan mulai muak dengan taktik yang terus diulang-ulang itu. Strategi itu menjadi bumerang baginya, setiap kali dia curhat ke publik, bukan simpatik yang didapat, melainkan antipati dan kecaman.

Saya pernah mengkritik sikap Megawati yang ngotot tidak mau berdamai dengan SBY, dari 2004 sampai sekarang, ternyata Megawati benar, saya keliru. SBY memang sosok yang tidak bisa dipercaya. Orangnya kelihatan saja lembut dan bijak di depan, tetapi di belakangnya sebaliknya.

Puncak dari sikapnya ini ditunjukkan menjelang akhir masa jabatannya sebagai Presiden. Dengan mewariskan kembalinya sebagian kekuatan Orde Baru melalui Pilkada tidak langsung.

Seharusnya memang sejak awal kita tidak percaya dengan SBY dalam hal RUU pilkada ini. Karena sejak awal, bukankah SBY-lah inisiator dari hasrat untuk mengubah sistem pilkada langsung oleh rakyat menjadi kembali pilkada oleh DPRD?

Karena Kader Demokrat Selalu Kalah di Pilkada
Inisiatif SBY itu berawal dari Juni 2012. Kemungkinan besar inisiatif SBY itu didasarkan kepada kekhawatirannya bahwa di hampir semua pilkada langsung, kader-kader Demokrat selalu kalah. Hal ini diyakini sebagai dampak dari tertangkapnya mantan bendahara DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, pada 7 Agustus 2011, setelah dinyatakan buron oleh KPK sejak April 2011. Tertangkapnya Nazaruddin dengan “nyanyian mautnya” berhasil menyokot petinggi-petinggi lainnya di Demokrat. Satu persatu petinggi Demokrat, ditangkap dan dipenjarakan KPK. Akibatnya, kredibilitas Demokrat terjun bebas di mata rakyat. Dampaknya hampir di semua pilkada, kader (yang didukung) Demokrat kalah.

Semakin khawatir dengan fenomena ini, yang memunculkan ide SBY untuk berinisiatif mengajukan perubahan UU Pilkada tersebut. Dengan dasar pertimbangan, di pilkada langsung, semakin tipis kader Demokrat bisa menang, karena rakyat sudah tidak percaya lagi kepada mereka. Rakyat tidak bisa diatur. Tetapi, kalau di DPRD, pasti semua itu bisa diatur.

Ketika mengajukan inisiatif dan naskah akademik RUU Pilkada yang isinya pilkada diubah menjadi melalui DPRD, pada 6 Juni 2012, semua parpol, termasuk Gerindra cs menolaknya. Dalam rentang waktu pembahasan RUU tersebut selama dua tahun ini, pemerintah dua kali mengubah usulannya. Awalnya mengusulkan gubernur dipilih oleh DPRD, bupati/walikota dipilih langsung. Berubah menjadi sebaliknya, gubernur dipilih langsung, bupati/walikota dipilih oleh DPRD.

Setelah Prabowo kalah di Pilpres 2014, yang dikuatkan oleh MK pada 21 Agustus 2014, Gerindra dan parpol-parpol pendukungnya yang bergabung di Koalisi Merah Putih  tiba-tiba berubah sikapnya 180 derajat. Mereka segera memanfaatkan RUU Pilkada tersebut dengan mendukung semua kepala daerah harus dipilih oleh DPRD. Tentu saja dengan maksud dan strategi politik tersembunyi terhadap pemerintahan Jokowi-JK, mengepung Jokowi dari seluruh daerah, melemahkannya, bilamana perlu melengserkannya di tengah jalan. Amien Rais pernah mengutarakan agendanya untuk dalam satu tahun akan melengserkan Jokowi.

Strategi Licik SBY
SBY sebenarnya diam-diam sangat senang, karena KMP malah mendukung lebih dari apa yang diainginkan, yaitu bukan hanya gubernur, atau bukan hanya bupati/walikota, tetapi dua-duanya, yaitu gubernur dan  bupati/walikota harus dipilih oleh DPRD. Tetapi, seiring dengan itu pula, semakin besar pula penolakan dari rakyat terhadap pilkada tidak langsung. Tentu, SBY tidak berani terang-terangan menentang kehendak rakyat itu, mengingat citranya selama 10 tahun menjadi presiden relatif cukup baik. SBY adalah sosok yang sangat mementingkan pencitraan, dia tentu tak mau citranya rusak di mata rakyat, tetapi itulah yang kini terjadi.

SBY sangat pintar menyembunyikan perasaan sebenarnya, sambil diam-diam menyusun strategi baru, bagaimana caranya untuk tetap bisa tampil dengan pencitraan sebagai presiden yang perduli terhadap aspirasi rakyat banyak, tetapi bersamaan dengan itu mendukung pilkada tidak langsung.

Pada Minggu, 14 September 2014 itu dimulailah strategi dan sandiwara politik itu. Dengan memanfaatkan akun YouTube-nya, “Suara Demokrasi”, SBY menyatakan bahwa dia mendukung untuk mempertahankan Pilkada langsung oleh rakyat. Alasannya secara historis, pilkada langsung sudah sangat sesuai dengan aspirasi rakyat.

Sandiwara dilanjutkan oleh Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, yang melalui konferensi persnya beberapa hari setelah pernyataan SBY itu, menyatakan mendukung sepenuhnya pilkada langsung, dengan embel-embel pilkada langsung dipertahankan dengan sepuluh perbaikan yang harus dilakukan.

Setelah itu, tibalah permainan sandiwara puncak digelar. Tempatnya di gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta Pusat, waktunya, Kamis, 25 September – 26 September 2014 dini hari, melalui penyampaian pendapat oleh fraksi-fraksi, perdebatan dan lobi-lobi yang alot dan melelahkan.

Dalam penyampaian pendapatnya, Partai Demokrat menyatakan mendukung mempertahankan pilkada langsung tetapi harus dengan syarat mutlak, yaitu DPR harus setuju dengan 10 syarat yang disebutkan itu. Padahal sebelumnya 10 syarat itu tidak pernah disinggung, apalagi sebagai syarat mutlak. Dengan usulan Demokrat itu, maka akan terdapat tiga opsi, yaitu opsi pilkada tetap langsung oleh rakyat, pilkada tidak langsung (oleh DPRD), dan ketiga pilkada langsung dengan 10 syarat mutlak yang disampaikan Demokrat itu.

Sangat gampang ditebak, Demokrat sengaja menyampaikan 10 syarat mutlak itu, karena mereka yakin, semua fraksi, termasuk PDIP cs, pasti menolaknya. Oleh karena itu ketika juru bicara Demokrat, Benny Kabur Harman menyampaikan pendapat dan usulanya itu, dan langsung didukung sepenuhnya oleh PDIP dan PKB, tanpa dapat dicegah, spontan Benny menunjukkan ekspresi terkejut. Dia kaget luar biasa, PDIP, PKB dan Hanura  malah mendukung usulannya yang diharapkan akan ditolak PDIP cs itu.

Skenario Demokrat adalah sebagai berikut, jika opsi ketiga itu disetujui untuk ikut dimajukan dalam voting, maka pasti semua anggota Fraksi Demokrat akan memilih opsi ketiga mereka  ini. Jadi, tidak ada tambahan suara dari Demokrat untuk opsi pertama. Perhitungan Demokrat,  PDIP cs akan tidak setuju dengan opsi pilkada dengan 10 syarat mutlak itu. PDIP, PKB dan Hanura  diyakini akan tetap bertahan dengan opsi pertamanya. Dengan demikian mereka pasti kalah suara dengan KMP ketika voting diadakan. Maka itu Benny spontan kaget ketika PDIP, PKB, dan Hanura justru menyatakan setuju ikut mendukung opsi ketiga Demokrat itu. Karena. jika voting dilakukan, opsi pertama bisa saja nol suara, beralih semuanya ke opsi ketiga. Padahal aslinya SBY dan Demokrat hanya ingin opsi kedua yang menang.  Maka, tidak ada jalan lain, selain plan B dilaksanakan: Demokrat harus segera walkout, agar PDIP, PKB dan Hanura berhadapan sendiri dengan KMP. Dengan demikian PDIP cs itu sudah pasti kalah. Dan, itulah yang terjadi.

Maka itulah, Benny terpaksa melanjutkan sandiwara Demokrat, meskipun PDIP, PKB, dan Hanura dengan jelas-jelas menyatakan mendukung opsi ketiga itu.  “Sebagai partai yang menjunjung tinggi kesantunan, kami tidak ingin keberadaan kami menjadi persoalan. … Dengan demikian, kami mengambil sikap netral dan walkout dari persidangan,” kata Benny disambut dengan tepuk tangan riuh dari fraksi-fraksi di KMP.

Karena tidak punya alasan yang tepat atas tindakan walkout itu, maka Benny asal bunyi saja, ketika ditanya wartawan, kenapa sudah didukung PDIP, PKB, dan Hanura, kok malah walkout? Kalau tidak walkout, kan pasti pilkada langsung (meskipun dengan 10 syarat) itu yang menang? Benny beralasan, dukungan ketiga parpol itu hanyalah pura-pura, lip service saja. Apa indikasinya kalau dukungan itu hanya pura-pura? Sesuatu yang sangat tidak mungkin, karena kalau PDIP cs itu hanya pura-pura mendukung, malah itu merugikan mereka sendiri, karena pasti kalah ketika voting dilakukan.

Juga, bagaimana bisa dia mengatakan khawatir keberadaan Demokrat menjadi persoalan, kalau keberadaan mereka justru sangat penting dan dibutuhkan agar opsi pilkada langsung itulah yang menang?
Kemungkinan besar, yang dimaksud Benny dengan “kerberadaan Demokrat bisa menjadi persoalan” itu ada;ah persoalan bagi KMP.

Kepastian Demokrat sedang bermain sandiwara memngkadali rakyat,  diperkuat dengan tidak beraninya Syarif Hasan dan Ibas untuk melayani wawancara watawan. Kedua petinggi Demokrat itu memilih menghindar dari wartawan. Kalau tidak merasa bersalah, kenapa takut dengan wartawan? Ternyata Demokrat itu, berani berbuat, tetapi tidak berani bertanggung jawab. Sudah licik, pengecut pula!

SBY Selalu Berseberangan dengan KPK
Jelaslah sudah, di penghujung masa jabatannya sebagai presiden, SBY telah berperan penting untuk mengembalikan kekuatan Orde Baru kepada rakyat, yang dulu dengan mati-matian disingkirkan oleh rakyat pada Mei 1998. Hal ini tidak sepenuhnya mengherankan, karena bagaimana pun masih ada bibit-bibit Orde Baru pada dirinya, sama dengan tokoh-tokoh penting lainnya di KMP: Prabowo Subinato, Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, dan juga Amien Rais, sang reformis bunglon.

Demikian juga semakin jelas sikap SBY dan Demokrat yang sesungguh selalu bertentangan sikap dengan KPK, cocok benar dengan sikap umumnya parpol-parpol di KMP, terutama PKS, yang sebenarnya sangat ingin KPK dibubarkan.

KPK secara nyata-nyata menentang pilkada tidak langsung, karena menurut KPK berdasarkan pengalaman mereka dalam melakukan berbagai penyidikan kasus korupsi, justru pilkada oleh DPRD-lah yang akan semakin menyuburkan korupsi. Yaitu melalui kongkalikong kepala daerah dengan DPRD. Karena setelah terpilih dan sepanjang menjadi kepala daerah, keterikatan dan hutang budi antara kepala daerah dengan DPRD itu tetap ada. Kepala daerah akan selalu tunduk pada apa maunya DPRD, kalau tidak ingin diganggu, atau dilengserkan oleh DPRD.

Sebelumnya akhirnya opsi pilkada tidak langsung yang menang, pada Kamis (25/9) malam, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menilai, argumentasi bahwa kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat cenderung melakukan korupsi tidaklah tepat. Bambang mengatakan, anggota DPRD yang terjerat korupsi selama ini justru lebih banyak daripada kepala daerah.

“Berdasarkan data Djohermansyah Johan (Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri), kepala daerah yang kena kasus korupsi 290 orang. Data kita, DPRD yang kena itu sudah 3.600-an. Waduh berarti 1 tahun 300 tuh dengan jumlah kabupaten dan kota yang sama. Artinya yang paling korup DPRD-nya dong?” kata Bambang.

“Kalau kekuasaan diberikan kepada orang korup itu dengan sistem pemilihan tak langsung, selesailah. Ketemulah dua kekorupannya,” ujar Bambang.

Bambang menambahkan, kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah cenderung terjadi setelah pilkada sehingga tidak berkaitan dengan proses pilkada langsung. Dia mencontohkan kasus penyuapan beberapa kepala daerah kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mokhtar untuk memenangi sengketa pilkada.

Dari situ dapat kita simpulkan, korupsi kepala daerah tidak ada hubungannya dengan pemilihan langsung,” ujarnya. (Kompas.com)
*
Perjuangan belum selesai, saya yakin RUU PIlkada dengan sistem pilkada tidak langsung itu pasti akan segera digugat ke Mahkamah Konstitusi setelah disahkan. Dan, saya percaya MK akan lebih mendengar aspirasi rakyat daripada DPR dan SBY.

Sebagai hukumannya, kita, rakyat pendukung pilkada langsung, harus lebih tegas dan total, untuk menghukum semua parpol pendukung pilkada tidak langsung itu, dengan tidak akan memilih mereka di pemilu 2019.

SBY pasti sedang berbohong, ketika dari Washington DC, Amerika Serikat,  menyampaikan kekecewaannya atas menangnya pilkada tidak langsung. Kalau sungguh-sungguh diakecewa, pasti sejak awal diatak akan pernah mengizinkan Demokrat walkout dari ruang sidang DPR itu, karena SBY pasti tahu dengan tindakan walkout itu justru memberi kemenangan kepada pilkada tidak langsung. Buktinya, SBY sama sekali tidak mempermasalahkan tindakan walkout itu. Saya percaya, kalau dikatakan walkout itu sebenarnya merupakan bagian strategi kunci dari SBY sendiri.

Dari ulasan tersebut di atas, rasanya tidak berlebihan jika saya katakan, “SBY adalah presiden paling licik yang pernah dimiliki Indonesia”.

SBY akan dicatat dalam sejarah Republik ini, sebagai presiden yang berperan penting berhasil mengembalikan sebagian kekuatan Orde Baru kepada rakyatnya melalui pilkada tidak langsung. SBY adalah “Bapak Pilkada Tidak Langsung”. ***


My Thought - Menjadi Orang Malas yang Baik dan Benar

Malas adalah penyakit manusia yang paling berbahaya. Ini adalah bentuk hambatan yang muncul dari diri sendiri. Sifat malas membuat kita cenderung diam dan melakukan hal-hal yang tidak membawa kita pada kesuksesan. Mengenai pernyataan tersebut, bisa ya bisa tidak. Ada hal yang bisa kita lakukan untuk menyikapi kemalasan itu sendiri, selain menghilangkannya.

Rasa malas muncul ketika kita tidak memiliki ketertarikan akan suatu hal. Gerak lambat, berlaku seadanya, tanpa tenaga. Ketika seseorang sedang berada dalam posisi nyamannya, dia tidak akan mudah keluar dari posisi itu, kita bisa sebut itu suatu kemalasan. Ya, kemalasan adalah ketidakmampuan orang mengeluarkan diri sepenuhnya dari sebuah kenyamanan.

Kemalasan adalah sifat yang dibenci banyak orang, meskipun kenyataannya banyak orang yang tak bisa lepas dari rasa malas. Biasanya, sifat malas identik dengan jauh dari kesuksesan. Hal ini dikarenakan orang akan cenderung melakukan sesuatu yang mereka inginkan, bukan yang mereka butuhkan.

Tobat menjadi orang malas? Semua orang tahu kalau kita harus bisa segera bangkit dan berubah. Namun, kenyataannya bangkit dan berubah bukanlah sesuatu yang mudah. Selain punya niat, kita juga harus punya semangat untuk bergerak. Jika motivasi dari diri sendiri saja tidak cukup, maka carilah motivasi itu dari lingkungan kita.

Cara lain, kita juga bisa mencoba mengubah cara berpikir dan sudut pandang kita akan arti dari suatu kemalasan. Jadikan malas sebagai motivasi untuk bergerak. Ini adalah ciri orang malas yang baik dan benar (dan diterima masyarakat). Bagaimana bisa?
  • Saya malas mengerjakan skripsi. Oleh karena itu, saya harus segera menyelesaikannya dan lulus dari kampus yang menyebalkan ini.
  • Saya malas kalau disuruh orang tua membersihkan rumah. Oleh karena itu, saya harus bangun pagi-pagi dan membersihkannya sebelum disuruh.
  • Saya malas mencari kerja. Oleh karena itu, saya harus belajar dan menjalin kerja sama untuk membuka usaha sendiri.
  • Saya malas belajar di rumah. Oleh karena itu, saya harus benar-benar memahami pelajaran di sekolah dan segera mengerjakan semua PR-nya.

jika Anda merasa malas, ada baiknya Anda juga memikirkan kepada siapakah efek malas itu berimbas. Jika kemalasan Anda merugikan orang lain, maka sebaiknya jangan biarkan kemalasan itu menguasai Anda. Jika kemalasan itu merugikan Anda saja, maka keputusan ada di tangan Anda. at least that what i think...